Pengelolaan keripik tempe merupakan sebuah upaya penanganan pasca panen dari kedelai untuk mendapatkan nilai tambah. Namun, seringkali pengemasan keripik tempe menjadikan faktor penyebab produk petani menjadi kalah bersaing dengan produk buatan pabrik. Desa Grobogan, Kec. Jiwan, Kabupaten Madiun merupakan salah satu desa yang petaninya sudah mulai mengolah kedelai menjadi keripik tempe. Akan tetapi, keterbatasan pada aspek pengemasan berakibat pada rendahnya kemampuan produk untuk bersaing dengan produk buatan pabrik. Penelitian ini bertujuan untuk menyusun perancangan penyuluhan dalam peningkatan pengetahuan dan tingkat keterampilan petani dalam mengemas keripik tempe yang baik dan benar. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan sampel yang ditetapkan secara proporsional, sejumlah 24 petani. Melalui penjabaran statistik deskriptif beserta uji t: dua sampel berpasangan, penelitian ini menghasilkan penyuluhan yang berhasil meningkatkan pengetahuan petani dengan signifikansi 0,0000003 serta 70% petani yang terampil. Setelah diberikan penyuluhan, petani merasa bahwa kehadiran inovasi pengemasan keripik tempe yang baik dan benar dapat meningkatkan daya saing produk olahan petani yang berorientasi pada peningkatan pendapatan.
CITATION STYLE
Anwari, Y., Rahmi, A., & Mahsuni, M. (2023). Penyuluhan Pengemasan Keripik Tempe Pada Kelompok Tani Dadi Rukun, Desa Grobogan, Madiun. AGRIEKSTENSIA, 22(1), 72–78. https://doi.org/10.34145/agriekstensia.v22i1.2835
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.