Hedonisme mengalami pergeseran makna seiring dengan perkembangan zaman. Dewasa ini, paham hedonisme sudah jauh berbeda dari paham etika hedonisme Epicurus. Hedonisme masa kini disandingkan dengan makna kemewahan, gaya hidup berlebihan dan cenderung kepada perilaku konsumtif. Prinsip hedonisme tidak hanya mewabah untuk anak muda namun juga golongan dewasa dan orang tua, terutama kaum sosialita selalu direpresentasikan sebagai makna pola hidup hedonis. Sejatinya, Epicurus menyatakan bahwa hedonisme adalah hidup yang mengutamakan level kenikmatan dengan mempertimbangkan ketenangan. Level kebahagiaan dan ketenangan yang baik berada pada pola sederhana dan secukupnya. Artikel ini disusun berdasarkan hasil studi literatur terhadap 23 jurnal yang membahas mengenai hedonisme. Studi literature bertujuan untuk melihat pergeseran makna hedonisme dan memberikan penjabaran paham etika hedonisme Epicurus. Representasi hedonisme dilihat dari gaya hidup mahasiswa, gaya hidup sosialita, dan review film kemudian dibandingkan dengan konsep awal yang dikemukakan oleh Epicurus. Pergeseran makna antara paham Epicurus dan paham hedonisme masa kini mengharuskan kita menyadari bagaimana cara menyikapi sikap hedonisme yang benar. Sikap yang diambil bertujuan menghindari dampak tidak baik dari perilaku hedonisme yang mengarah pada kebiasaan konsumtif dan pemuasan diri. Untuk menghindari kesalahan penafsiran hedonisme, hedonisme harus dipahami secara seimbang antara jasmani, rohani, individu dalam kehidupan sosial dan sebagai makhluk Tuhan
CITATION STYLE
Rahmasari, T. P. (2022). PERGESERAN MAKNA HEDONISME EPICURUS DI KALANGAN GENERASI MILLENIAL. JURNAL YAQZHAN: Analisis Filsafat, Agama Dan Kemanusiaan, 8(1), 51. https://doi.org/10.24235/jy.v8i1.9341
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.