The term of da’wah, always refer to the call for truth, the call for kindness, and an invitation to the action of religious values to the interest of humanity. Preaching is not merely to invite and to call to the good and truth, but also need to pay attention to the social and cultural facts that are around. This study scientifically divides da’wah into two study areas, namely normative preaching, and historical preaching. The findings showed that normatively, religious texts /nash need to be approached historically to obtain their meaning. Thus, the presence of religion with its holy book is actually intended to humanize humanity by internalizing the values of religion (Islam) in their lives.Istilah dakwah, senantiasa merujuk kepada seruan kebenaran, panggilan kebaikan, dan ajakan kepada tindakan yang membawa nilai-nilai relijiusitas bagi kepentingan kemanusiaan. Berdakwah tidak cukup menyeru, mengajak dan memanggil kepada kebaikan dan kebenaran, tetapi juga perlu memperhatikan fakta sosial dan budaya yang ada di sekitar. Kajian ini secara keilmuan membagi dakwah menjadi dua wilayah kajian, yakni dakwah normatif dan dakwah historis. Kajian ini menghasilkan temuan, bahwa secara normatif, nash/teks keagamaan perlu didekati secara historis, agar mampu dimengerti maksud dari nash/teks keagamaan tersebut. Dengan demikian, maka kehadiran agama dengan kitab sucinya sesungguhnya lebih dimaksudkan agar manusia lebih termanusiakan dengan menginternalisasikan nilai-nilai agama (Islam) dalam kehidupanya.
CITATION STYLE
Dermawan, A. (2019). Konsep dakwah perdamaian di era kontemporer. HUMANIKA, 18(2), 92–102. https://doi.org/10.21831/hum.v18i2.29237
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.