Migrasi dari jaringan akses tembaga menuju jaringan akses optik maupun penggelaran baru jaringan akses serat optik menjadi solusi bagi penyedia layanan telekomunikasi untuk memenuhi kebutuhan pelanggan akan layanan suara, data dan video yang terintegrasi atau triple play services. Dalam makalah ini dilaporkan analisis perencanaan jaringan akses serat optik FTTH berbasis GPON di PT Telkom pada Cluster Kruing Raya STO Banyumanik Semarang. Perencanaan jaringan berdasarkan demand pelanggan dan kelayakan jaringan yang digelar diuji menggunakan parameter Link Power Budget, Rise Time Budget dan Signal-to-Noise-Ratio (SNR). Dalam perencanaan dan penggelaran dibutuhkan satu ODC (Optical Distribution Cabinet) dan 17 ODP (Optical Distribution Pack) dengan jumlah demand sebesar 132. Hasil perhitungan parameter Link Power Budget yaitu total redaman yang dihasilkan pada user 1 sebesar 21,5276 dB sedangkan user 2 sebesar 21,5276 dB, kedua redaman ini memenuhi standar yang ditentukan oleh PT Telkom yaitu maksimal sebesar 28 dB. Parameter Rise Time Budget pada user 1 menghasilkan 0,2124 ns dan untuk user 2 sebesar 0,21221 ns. Kedua hasil tersebut masih berada di bawah batas nilai waktu sistem NRZ sebesar 0,28011 ns. Parameter SNR pada user 1 didapatkan sebesar 20,6457 dB dan user 2 sebesar 24,128 dB. Hasil tersebut memenuhi batas yang telah ditentukan oleh PT Telkom yaitu lebih dari sama dengan 20 dB.
CITATION STYLE
Santika, M. E., Utami, E. Y. D., & Murtianta, B. (2016). Analisis Perencanaan Jaringan Akses Fiber-to-the-Home Berdasarkan Teknologi Gigabit Passive Optical Network (GPON) di STO Banyumanik Semarang. Techné : Jurnal Ilmiah Elektroteknika, 15(02), 111–119. https://doi.org/10.31358/techne.v15i02.146
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.