Melihat praktik pendidikan di negara Indonesia, konsep kontruktivistik ini belum sepenuhnya terwujud, padahal konsep tersebut telah tertuang di dalam kurikulum KTSP. Fakta lainnya tentang pendidikan di Indonesia adalah di tahun 2006, Program for International Student Assessment (PISA) mengungkapkan seberapa baik kesiapan seorang peserta didik yang berusia 15 tahun dalam menghadapi kehidupan, Indonesia menempati peringkat ke-50 dari 57 negara dalam bidang sains, membaca, dan matematika. Untuk itu penulis menganggap penting untuk membahas mengenai teori kontruktivistik dan mengimplikasinya dalam pembelajaran dan pendidikan di Indonesia. Teori konstruktivistik berbeda dengan teori belajar lainnya, implikasi teori konstruktivistik teori konstruktivistik dalam pembelajaran yaitu: peran siswa sebagai konsumen ide telah bergeser ke arah peran produser ide. Sementara itu, peran guru tergeser dari peran penghambat proses pembelajaran yang sering terjadi secara tidak sengaja menjadi peran fasilitator proses pembelajaran. Hasil penelitian menunjukkan pada intinya konsep kontruktivistik ini telah tertuang dalam kurikulum di Indonesia yaitu kurikulum KTSP, namun dalam praktiknya konsep tersebut belum diimplementasikan dengan baik. Untuk itu, perlu pembenahan dalam pendidikan di Indonesia dengan menggunakan pendekatan kontruktivistik ini agar peserta didik dapat mencapai potensinya secara maksimal dan pendidikan di Indonesia menjadi lebih maju dan berkualitas.
CITATION STYLE
Suryana, E., Aprina, M. P., & Harto, K. (2022). Teori Konstruktivistik dan Implikasinya dalam Pembelajaran. JIIP - Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan, 5(7), 2070–2080. https://doi.org/10.54371/jiip.v5i7.666
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.