Radiasi gamma dapat menyebabkan terjadinya kerusakan sel karena interaksi antara radiasi dengan sel menghasilkan radikal bebas. Suatu senyawa yang dapat menetralkan dan menangkap radikal bebas disebut antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh radiasi gamma dan ekstrak temulawak (Curcuma xanthorrhiza) terhadap kadar SGPT hepar mencit. Penelitian ini menggunakan 80 ekor mencit jantan dan dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu kontrol negatif (K-), radiasi non ekstrak (R-) dan ekstrak plus radiasi (R+). Pemberian ekstrak temulawak diberikan secara oral dengan dosis 1,4 gr/kg BB; 2,0 gr/kg BB; 2,6 gr/kg BB; 3,2 gr/kg BB dan 3,8 gr/kg BB, sedangkan paparan radiasi gamma diberikan selama 10 menit, 20 menit, 30 menit, 40 menit dan 50 menit. Pengukuran kadar SGPT pada serum mencit dilakukan dengan menggunakan alat blood analyzer. Hasil penelitian menunjukkan bahwa radikal bebas dapat merusak sel hepar dan memecah dinding sel, sehingga kadar SGPT dalam darah menjadi tinggi. Seiring dengan penambahan dosis ekstrak temulawak, maka kadar SGPT menjadi berkurang.
CITATION STYLE
K. Sari, S., S. Widodo, C., & P. Juswono, U. (2015). Pengaruh Radiasi Gamma dan Ekstrak Temulawak (Curcuma xanthorrhiza) terhadap Kadar SGPT Hepar Mencit (Mus musculus). Natural-B, 3(2), 182–186. https://doi.org/10.21776/ub.natural-b.2015.003.02.12
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.