Rice is a major issue in food security and independence because more than 90% of the population in Indonesia is highly dependent on rice. The need for rice is increasing as the population exponentially grows, but the area of paddy fields is decreasing. In the era of the industrial revolution 4.0, one of the goals was to increase the knowledge and skills of the farming community. In this connection, the attention of the government and the community is focused on increasing rice production through various innovations and the use of rice intensification technology based on the use of organic fertilizer. Innovation use of ABG (Amazing Bio Growth) biostimulant fertilizer with a target of achieving 8-15 tons/ha of rice compared to conventional 3-4 tons/ha. Efforts to increase rice production with the technology "Organic-Based Aerobic Controlled Rice Intensification (IPAT-BO)" is the answer to support the industrial revolution 4.0 in agriculture. The success of IPAT-BO technology in irrigated rice fields and rainfed rice fields apparently can also be applied in rice fields that use live water or water from bore wells on dry land in semi-arid tropical ecosystems in NTT. IPAT-BO technology applied to farmers in Bipolo Village, Sulamu and Babau Districts, East Kupang District, Kupang Regency using limited water along with drainage arrangements on dry land, grain production can reach 6-8 tons/ha. The successful application of this technology is highly dependent on the development of the root system, biodiversity, and balance in the supply of nutrientsABSTRAK:Beras merupakan isu utama dalam ketahanan dan kemandirian pangan karena lebih dari 90% penduduk di Indonesia sangat tergantung pada beras. Kebutuhan beras semakin meningkat seiring pertumbuhan eksponensial penduduk, namun luas lahan sawah semakin berkurang. Di era revolusi industri 4.0 salah satu sasarannya adalah peningkatan pengetahuan dan keterampilan masyarakat tani. Dalam kaitannya dengan hal tersebut, perhatian pemerintah dan masyarakat difokuskan untuk meningkatkan produksi padi melalui berbagai inovasi dan penggunaan teknologi intensifikasi padi berbasis pada penggunaan pupuk organik. Terobosan penggunaan biostimulan pupuk ABG (Amazing Bio Growth) dengan target pencapaian produksi padi 8-15 ton/ha dibanding dengan produksi 3-4 ton/ha secara konvensional. Upaya peningkatan produksi padi dengan teknologi “Intensifikasi Padi Aerob Terkendali Berbasis Organik (IPAT-BO)” merupakan jawaban untuk mendukung revolusi industri 4.0 di bidang pertanian. Keberhasilan teknologi IPAT-BO di lahan sawah irigasi dan sawah tadah hujan ternyata juga dapat diterapkan di lahan sawah yang menggunakan air hidup atau air dari sumur bor pada lahan kering di ekosistem tropis semi kering di NTT. Teknologi IPAT-BO yang diterapkan pada petani di Desa Bipolo, Kecamatan Sulamu dan Babau, Kecamatan Kupang Timur, Kabupaten Kupang dengan menggunakan air secara terbatas disertai pengaturan drainase di lahan kering, produksi gabahnya dapat mencapai 6-8 ton/ha. Keberhasilan penerapan teknologi tersebut sangat tergantung pada perkembangan sistem perakaran, keanekaragaman hayati dan keseimbangan pasokan nutrisi.
CITATION STYLE
Hartati, E., Dami Dato, T. O., Lestari, G. A. Y., & M. Kleden, M. (2020). PENERAPAN IPAT-BO GUNA MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS PADI PADA LAHAN KERING DI ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0. Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia, 3(1). https://doi.org/10.24912/jbmi.v3i1.8003
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.