Perkembangan Perkebunan di Aceh Abad Ke XIII – XIX

  • Setyawati D
N/ACitations
Citations of this article
31Readers
Mendeley users who have this article in their library.

Abstract

Aceh memiliki hamparan geografis yang strategi karena memiliki Bandar pelabuhan yang sering dikunjungi para pedagang dari bangsa lain sebelum masuknya islam sampai kedatangan kolonial.  Aceh melakukan relasi dengan bangsa lain karena mempunyai beberapa komoditas yang diminati oleh para pedagang dari luar wilayah Aceh, Komoditas masyarakat Aceh pada masa pra islam dan masa kerajaan Islam (prakolonial )  adalah hasil dari perkebunan.  Salah satu komoditas utamanya adalah Lada. Penelitian ini menggunakan metode sejarah dan analisis data wacana.  Metode Sejarah  memiliki beberapa tahapan yaitu heuristik, kritik sumber, interpretasi, dan historiografi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perdagangan rempah-rempah terutama lada pengaruh perkembangan perkebunan terhadap masyarakat multikultural di Aceh dari Pra kolonial abad ke 13 sampai abad ke 19. Sebagai pusat perdagangan, kehidupan orang Aceh tergantung dari hasil perdagangan dari dan daerah pedalaman.  Barang-barang yang berasal dari pedalaman diangkat dengan perahu-perahu ke daerah pesisir dan dari sana baru diangkut ke Luar Negeri atau diperdagangkan kepada pedagang-pedagang asing yang datang ke sana.

Cite

CITATION STYLE

APA

Setyawati, D. (2023). Perkembangan Perkebunan di Aceh Abad Ke XIII – XIX. SINDANG: Jurnal Pendidikan Sejarah Dan Kajian Sejarah, 5(1), 25–30. https://doi.org/10.31540/sindang.v5i1.1838

Register to see more suggestions

Mendeley helps you to discover research relevant for your work.

Already have an account?

Save time finding and organizing research with Mendeley

Sign up for free