Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui eksistensi kebaya ready to wear pada masa pandemic COVID 19 di Bali. Wanita/perempuan sebagai subjek roda penggerak pelestari budaya Bali agar tetap terjaga di era globalisasi serta modernisasi. Salah satu bentuk busana tradisional Bali yang dikenakan oleh para wanita/perempuan untuk melaksanakan segala bentuk persembahyangan yaitu Kebaya. perkembangannya kebaya menjadi simbol status sosial wanita di Bali. Kebaya wanita/perempuan Bali dikenakan dan di lihat dari segi kerapian, keserasian dan disesuaikan untuk acara/kesempatan apa, bagaimana mengenakan dan kapan/waktu kebaya tersebut dapat di pergunakan. Metode yang digunakan yaitu deskriptif kualitatif, yang dilaksanakan dengan cara menelaah pustaka baik berupa buku, jurnal maupun media online seperti facebook, dan instagram para produsen/pedagang kebaya untuk mengetahui model atau desain kebaya ready to wear yang sedang trend ketika masa pandemic saat ini.Upaya-upaya yang dilakukan seperti acara/kegiatan yang mendukung Komunitas Perempuan Pelestari Budaya Indonesia dengan cara mengangkat kembali pasca pandemic covid 19 lewat kebaya Bali, adanya gerakan konuitas Gerakan Indonesia Berkebaya dengan tema kebaya jati diri bangsa, serta produsen industry fashion khususnya busana adat, membuat terobosan-terobosan seperti kebaya ready to wear yaitu dengan keunggulan siap pakai dengan pilihan berbagai ukuran S, M, L hingga XXL (big size), harga lebih terjangkau dibandingkan costume made sesuai ukuran sendiri di penjahit pribadi (harga kain ditambah dengan ongkos jahit).
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.
CITATION STYLE
Dewa Ayu Putu, L. S. (2022). Eksistensi Kebaya Ready To Wear pada Masa Pandemic COVID 19 di Bali. Jurnal Bali Membangun Bali, 3(2), 125–134. https://doi.org/10.51172/jbmb.v3i2.163