Latar belakang: Berkembangnya pola hidup seks bebas menimbulkan dampak semakin banyaknya kasus kehamilan yang tidak diinginkan terutama pada remaja. Kejadian kehamilan yang tidak diinginkan menuntut para pelaku seks bebas berusaha mencari solusi dari permasalahan yang sedang dihadapi. Sebagian perempuan terutama remaja yang mengalami kehamilan yang tidak dinginkan mencari temapat pelayanan aborsi yang tidak terlepas dari legalitas aborsi maupun ketersediaan pelayanan aborsi yang aman. Beberapa kejadian kehamilan yang tidak diinginkan berakhir dengan kelahiran tetapi beberapa diantaranya diakhiri dengan abortus. Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar kandungan sebagai batasan usia kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram, sedangkan menurut WHO batasan usia kehamilan saat melakukan tindakan abortus adalah sebelum usia kehamilan 22 minggu Tujuan penelitian: Untuk mengetahui perubahan psikologis pada remaja yang telah melakukan aborsi pada kehamilannya. Metode: Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain studi kasus untuk mengumpulkan informasi secara mendalam tentang bagaimana perunahan psikologis pada remaja pasca melakukan tindakan aborsi. Hasil: Dari hasil deep interview yang dilakukan kepada 5 responden remaja yang melakukan aborsi didapatkan bahwa kelima responden mengungkapkan bahwa muncul perasaan depresi, kehilangan percaya diri Simpulan: Perubahan psikologis yang terjadi pada remaja yang melakukan aborsi dimana mereka merasa menyesal telah melakukan tindakan aborsi dan hanya mementingkan diri sendiri dan reputasi dirinya terhadap pandangan orang lain
CITATION STYLE
Mulyanti, L. (2021). Perubahan psikologis pasca aborsi premarital pada remaja. Jurnal Riset Kebidanan Indonesia, 4(2), 72–76. https://doi.org/10.32536/jrki.v4i2.135
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.