Analisis Pandemi Covid 19 dan Pertajaman Polarisasi Gereja Di Indonesia

  • Georges Nicolas D
N/ACitations
Citations of this article
10Readers
Mendeley users who have this article in their library.

Abstract

Dampak yang sangat fenomenal Pandemi Covid 19 di seluruh dunia telah mengubah dan memaksakan pola kehidupan yang sama sekali berbeda dari yang sebelumnya. Tidak terkecuali, gereja pun di Indonesia telah merasakan dampaknya dengan adanya kematian sejumlah pendeta dan umat karena terinfeksi virus corona. Di tengah krisis, kepanikan dan ketakutan semua orang berkaitan berita kematian dan ancaman yang diakibatkan oleh Pandemi, media online khususnya Youtube dihebohkan dengan perdebatan teologis di antara beberapa pendeta seperti Niko Njotorahrjo (Aliran Kharismatik) dalam Pesan Khusus Gembala di channel GBI Daan Mogot di bulan April 2020, dimana dia mengajak untuk ramai-ramai menghardik Covid 19 seperti Yesus telah menghardik badai  sebagai wahyu yang telah diterimanya dari Tuhan. Di sisi lain, Pendeta Stephen Tong (Aliran Reform) yang menentang keras pernyataan tersebut dengan menganggap itu sebagai nubuatan palsu, sebab tidaklah terbukti dengan justru terjadi peningkatan jumlah orang terinfeksi dan kematian yang terus menerus terjadi. Pernyataan tersebut diresponi oleh Pendeta Gilbert Luimondong (Aliran kharismatik) dan ditanggapi kembali oleh Pendeta Ezra Soru dan (Aliran Reform). Isu lain yang menjadi topik perdebatan,  yaitu isu doktrin Tritunggal yang dianggap hoax oleh pendeta Joshua Tewuh di channel Youtube Kalam Kristus, sehingga mendapat penentangan keras dari beberapa hamba Tuhan seperti Deky Nggadas dan rekan Asosiasi Apologis Indonesia (ASASI) yang melabelkan dirinya bidat, dan juga berujung pada keluarnya Pdt. Joshua Tewuh dari Gereja Bethel Indonesia yang merupakan sinode dimana dia berafialisi dan yang memegang teguh doktrin Tritunggal dalam Tata gerejanya. Semua ini mengakibatkan keresahan, kebimbangan dan ketegangan di media sosial, sehingga membuat suasana kurang kondusif di tengah komunitas orang-orang percaya itu sendiri. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitif dengan metode deskriptif fenomenologi dan analisa literatur dengan teknik pengumpulan data melalui sumber buku-buku, artikel digital, Jurnal serta dokumen lain yang berkaitan dengan masalah yang menjadi objek kajian. Kesimpulannya adalah bahwa gereja dalam perbedaan dan keberagamanan, harus belajar dan usahakan saling menerima, saling menghargai, sebab keberagamanan sebelum Pandemi Covid-19 sudah ada dan setelahnya akan selalu ada. Yang diperlukan dalam tugas gereja bermisi bersama, adalah saling merendahkan hati dan bersatu saling bergandengan tangan mencari solusi dengan kerjasama menghadapi momen krisis seperti ini, dengan justru melalui sarana Youtube dan media elektronik yang lain memanfaatkan peluang penginjilan yang terbuka lebar, sehingga hakekat terangnya menjadi nyata sesuai panggilannya.

Cite

CITATION STYLE

APA

Georges Nicolas, D. (2020). Analisis Pandemi Covid 19 dan Pertajaman Polarisasi Gereja Di Indonesia. Jurnal Syntax Transformation, 1(10), 696–702. https://doi.org/10.46799/jst.v1i10.165

Register to see more suggestions

Mendeley helps you to discover research relevant for your work.

Already have an account?

Save time finding and organizing research with Mendeley

Sign up for free