Etnis Tionghoa sebagai salah satu etnis minoritas di Kota Padang terbagi dalam dua kelompok besar, yaitu Tionghoa muslim dan nonmuslim. Pengelompokan ini terjadi karena Tionghoa muslim diang- gap tidak bisa mengikuti budaya Tionghoa. Pengelompokan ini sering menjadi penghambat dalam interaksi diantara mereka. Penelitian didasarkan pada asumsi bahwa perbedaan latar belakang agama menjadi faktor yang memengaruhi interaksi individu dengan individu atau kelompok lainnya. Na- mun dalam perkembangannya, perbedaan agama tidak lagi menjadi penghalang dalam berinteraksi diantara sesama etnis Tionghoa. Tujuan penelitian ini adalah untuk menjawab pertanyaan penelitian, yaitu bagaimana bentuk interaksi dan dasar interaksi yang dilakukan oleh etnis Tionghoa muslim dan nonmuslim. Untuk menganalisis permasalahan menggunakan perspektif teori aksi oleh Parson. Penelitian dilakukan dengan metode kualitatif dengan pengumpulan data melalui wawancara, studi pustaka, dan pengamatan terlibat dalam aktivitas sosial dan budaya etnis Tionghoa. Data dianalisis dengan metode etnografi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi etnis Tionghoa muslim dan nonmuslim bersifat asosiatif dalam bentuk kerjasama dan keterlibatan dalam berbagai kegiatan so- sial. Interaksi ini sebagai bentuk keterbukaan masing-masing kelompok terhadap perubahan dan ke- sadaran akan kebutuhan untuk saling berinteraksi karena adanya perasaan satu latar belakang budaya. Hal ini juga didukung keberadaan organisasi HBT, HTT, dan PITI di Kota Padang. Kata
CITATION STYLE
RUSLI, H., & ARIOS, R. L. (2020). INTERAKSI ETNIS TIONGHOA MUSLIM DAN NON MUSLIM DI KOTA PADANG PROPINSI SUMATERA BARAT. Pangadereng : Jurnal Hasil Penelitian Ilmu Sosial Dan Humaniora, 6(2), 159–171. https://doi.org/10.36869/pjhpish.v6i2.157
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.