Dakwah merupakan tugas terbesar kaum musimin yang mesti ditunaikan. Banyak diantara kaum muslim yang memahami dakwah sebagai Tabligh (Ceramah). Memahami dakwah hanya dengan perspektif tabligh, selain tidak tepat juga dapat menggambarkan hakikat dakwah dalam arti yang sebenarnya. Karena itu, perlu pengembangan paradigma dakwah, yang salah satunya adalah dakwah politik. Namun, selama ini antara dakwah dan politiik sering dikotomikan, sehingga keduanya sulit bertemu dalam jalinan yang sinergis-positif. Peneliti menemukan lima kelompok ayat kisah yang menunjukan dakwah politik. Melalui penafsiran Sayyid Quthb dalam Fii Zhilalil Qur’an. Ada beberapa hasil yang didapat, yaitu al-qur’an benar-benar mendukung aktifitas dakwah politik, ada tiag bentuk dakwah politik, pertama dakwah kepada pemilik kekuasaan, dakwah pemilik kekuasaan kepada rakyat, dan dakwah pemilik kekuasaan kepada sesama pemilik kekuasaan. Ada beberapa kualifikasi da’I dalam dakwah politik yang mesti dipenuhi. Selain itu, ada ditemukan konsep dakwah politik yang dapat dijalankan, yaitu konnsep dakwah Bil hikmah, wal mauidzatul hasanah, dan wajadilhum billati hiyya ahsan. Al-Qur’an memberikan panduan tentang etika komunikasi dalam menjalankan dakwah politik, yaitu menyampaikan dengan lemah lembut dan perkataan-perkataan yang baik.
CITATION STYLE
Miftakhuddin. (2023). Konsep Komunikasi Dakwah dalam Al Qur’an (Dakwah Politik Ayat-ayat Al-Qur’an dalam Tafsir Fii zhilalil Qur’an karya Syekh Sayyid Quthb). An-Nida’ : Jurnal Komunikasi Dan Penyiaran Islam, 11(2), 121–150. https://doi.org/10.61088/annida.v11i2.564
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.