Banjir dapat diartikan sebagai genangan atau aliran air yang tidak dapat ditampung dan melampaui batas normal, sehingga menyebabkan kerugian kepada alam dan manusia. Suatu daerah akan digolongkan menjadi rawan banjir bila memiliki intensitas hujan yang tinggi, kemampuan tanah yang rendah atau tanah yang jenuh air, permukaan yang kedap air, kondisi hutan yang telah rusak serta lereng yang curam di bagian hulu. Dengan menggunakan SIG, data dan informasi yang ada dapat diintegrasikan, pemodelan dapat dilakukan dengan mudah, selain itu kecenderungan dari pola hujan serta kemungkinan terjadinya banjir dapat dianalisis. Dengan demikian prediksi untuk terjadinya banjir serta kerugian yang diakibatkan dapat segera diketahui. Kota Ambon, merupakan daerah dengan topografi meliputi wilayah daratan, berbukit sampai berlereng terjal dengan kemiringan di atas 20%; Kondisi ini memungkinkan perkembangan kota yang cenderung menempati areal lahan yang datar hingga terjadi konsentrasi penduduk yang cukup tinggi. Di sisi lain, keterbatasan lahan datar menyebabkan penduduknya cenderung bertempat tinggal di pinggiran kota, dengan lahan yang berada di lereng-lereng bukit maupun bantaran sungai. Dampak yang dihasilkan terhadap lingkungan sekitarnya yaitu berkurangnya area hijau sebagai area tangkapan air, dan meningkatnya tutupan lahan oleh bangunan sehingga saat terjadi hujan dalam waktu yang lama dengan intensitas yang tinggi, menyebabkan terjadinya banjir atau genangan.
CITATION STYLE
Helwend, J. K., & Lasaiba, M. A. (2022). Pemetaan Kerawanan Banjir di Kota Ambon. Jurnal Pendidikan Geografi Unpatti, 1(2), 188–201. https://doi.org/10.30598/jpguvol1iss2pp188-201
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.