NILAI-NILAI NASIONALISME PERJUANGAN HASSAN BASRY SEBAGAI SUMBER BELAJAR SEJARAH

  • Syaharuddin S
N/ACitations
Citations of this article
27Readers
Mendeley users who have this article in their library.

Abstract

Nasionalisme Indonesia saat ini sedang mengalami degradasi yang diantaranya ditandai dengan semakin tingginya angka korupsi baik di kalangan pejabat pusat maupun daerah; eksploitasi terhadap alam (SDA) secara massif yang berdampak terhadap kehidupan masyarakat; dan semakin tingginya sikap intoleransi yang mengarah kepada disintegrasi bangsa. Di sisi lain, kurang optimalnya kemampuan guru sejarah dalam memanfaatkan sumber-sumber lokal, seperti peran Hassan Basry dalam mempertahankan kemerdekaan di Kalimantan Selatan yang  berimplikasi terhadap rendahnya pengetahuan dan pemahaman peserta didik terhadap sejarah lokalnya. Hassan Basry adalah tokoh pejuang pada periode revolusi fisik (1945-1949) yang memiliki peran penting dalam mempertahankan kemerdekaan di bumi Lambung Mangkurat. Pernyataan “Proklamasi 17 Mei” di Kandangan oleh Hassan Basry, mengandung nilai nasionalisme yang memiliki fungsi strategi terhadap pembentukan karakter bagi peserta didik melalui pembelajaran sejarah. Pernyataan tersebut mengandung nilai-nilai nasionalisme yang sangat penting diinternalisasikan dan ditransformasikan kepada peserta didik sebagai sumber belajar sejarah. Nilai nasionalisme Hassan Basry tidak berhenti pada periode revolusi fisik, tapi berlanjut hingga pascarevolusi fisik, yakni menggagas dan menjadi presiden (rektor) pertama Universitas Lambung Mangkurat (ULM) (1958).

Cite

CITATION STYLE

APA

Syaharuddin, S.-. (2019). NILAI-NILAI NASIONALISME PERJUANGAN HASSAN BASRY SEBAGAI SUMBER BELAJAR SEJARAH. Historia: Jurnal Pendidik Dan Peneliti Sejarah, 2(2), 91. https://doi.org/10.17509/historia.v2i2.16632

Register to see more suggestions

Mendeley helps you to discover research relevant for your work.

Already have an account?

Save time finding and organizing research with Mendeley

Sign up for free