Wonosalam Village in Wonosalam District, which is located in Jombang Regency, has abundant natural resources names Krokot. Unfortunately, it is only used as a house decoration material or to fill vacant land around the yard. The interesting thing that becomes a challenge when processing of Krokot (puslane) was how to reduce the "unpleasant" taste in food products. This study aims to find out how the communication strategy is to introduce purslane-based frozen food products. The research was conducted using a descriptive qualitative approach with the Focus Group Discussion method. The research found that the communication strategy was carried out by first determining the communicator, message or material, the media used, the audience and the expected feedback as in Harold Lasswell's concept. Not only that, the expected feedback has actually been planned from the start and achieved during the introduction of purslane, namely an understanding of the potential of purslane plants 92%, mastery of the stages of processing purslane-based food products 84%, and digitalization systems in marketing frozen food products based on purslane 76%. Abstrak Desa Wonosalam di Kecamatan Wonosalam yang berada di Kabupaten Jombang memiliki sumberdaya alam krokot yang melimpah. Sayangnya untuk pemanfaatannya hanya digunakan sebagai bahan penghias rumah atau pengisi lahan kosong di sekitaran pelataran. Hal menarik yang menjadi tantangan saat mengolah bahan dasar krokot adalah bagaimana mengurangi rasa “langu” pada produk makanan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana strategi komunikasi untuk mengenalkan produk frozen food berbahan dasar krokot. Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan metode Focus Group Discussion. Penelitian menghasilkan bahwa starategi komunikasi dilakukan dengan terlebih dahulu menetapkan komunikator, pesan atau materi, media yang digunakan, khalayak dan feedback yang diharapkan sebagaimana dalam konsep Harold Lasswell. Tidak hanya hanya itu, feedback yang diharapkan sebenarnya sudah direncanakan sejak awal dan tercapai selama pelaksanaan pengenalan krokot, yaitu pemahaman mengenai potensi tanaman krokot 92%, penguasaan tahapan proses pengolahan produk pangan berbasis krokot 84%, dan sistem digitalisasi dalam pemasaran produk frozen food berbahan dasar krokot 76%.
CITATION STYLE
Ghofur, M. A., Mushollaeni, W., & Tantalu, L. (2022). Strategi Komunikasi Pengenalan Krokot melalui FGD Desa sebagai Produk Potensial Kreatif Desa Wonosalam. Jurnal Komunikasi Nusantara, 4(2), 288–297. https://doi.org/10.33366/jkn.v4i2.132
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.