Sistem Pakar Bimbingan Konseling Bagi Mahasiswa Menggunakan Metode Dfs (Depth First Search) Studi Kasus Di Institut Agama Islam Bunga Bangsa Cirebon

Abstract

Bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada individu atau peserta didik agar dengan potensi yang dimiliki mampu mengembangkan diri secara optimal dengan jalan memahami diri, memahami lingkungan, mengatasi hambatan guna menentukan rencana masa depan yang lebih baik. Sedangkan konseling sendiri merupakan hubungan pribadi yang dilakukan dengan tatap muka antara konselor yang terlatih dengan klien. Dengan demikian bimbingan konseling dapat diartikan berupa hubungan antara konselor sebagai ahli dan klien, dimana klien akan menyampaikan permasalahan, kendala atau meminta pendapat apapun kemudian konselor atau pembimbing akan memberikan masukan, saran atau solusi dengan cara mendengarkan, memahami dan menganalisa permasalahan yang terjadi. Bimbingan konseling banyak dilakukan pada dunia pendidikan baik itu tingkat dasar, tingkat lanjut, maupun tingkat perguruan tinggi dengan tujuan meningkatkan kualitas dan mutu dari pendidikan. Namun pada pelaksanaan kegiatanya bimbingan konseling mengalami beberapa kendala seperti jumlah petugas/pembimbing yang terbatas karena tidak semua orang memiliki kemampuan/pengetahuan dalam memberikan bimbingan selain itu waktu terbatas juga menjadi kendala karena tidak setiap saat peserta didik dapat melakukan bimbingan konseling. Dengan adanya kendala tersbut tentunya akan mempengaruhi hasil yang tidak optimal pada kegiatan ini dan tujuan peningkatan mutu pendidikan tidak dapat dicapai dengan optimal. Berdasarkan hal itu maka penulis bermaksud untuk membantu dengan memanfaatkan perkembangan teknologi dengan membuat sistem pakar bimbingan konseling yang akan memberikan kemudahan informasi untuk peserta didik pada Intitut Agama Islam Bunga Bangsa Cirebon, untuk menyelesaikan permasalahan akademik yang dihadapi serta membantu tercapainya tujuan dari pendidikan itu sendiri. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode pencarian Debth First Search dengan mesin inferensi Backward Chaining.