Artikel ini membahas tentang implikasi penerapan sistem e-voting dalam pemilihan kepala desa dalam konsep agile government di Kabupaten Sleman. Tujuan dari penelitian kali ini adalah mengukur kedalaman penggunaan sistem e-voting ini melalui pemilihan kepala desa ataupun lurah. Metodologi penelitian yang digunakan adalah dengan penelitian kualitatif berbasis narrative policy framework. Sumber yang didapat adalah data sekunder dari artikel jurnal, buku, policy brief, Undang-Undang, data rujukan dari Komisi Pemilihan Umum terkait dan kajian pemerintahan digital yang ada dari lembaga think tank untuk menunjang adanya pelaksanaan sistem e-voting. Selain itu, artikel ini memanfaatkan VOSViewers dalam pengolahan data agar lebih mudah dalam memetakan gap research dan posisi dari artikel yang dibahas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam pelaksanaan e-voting tentu banyak kalangan masyarakat khususnya lansia mengaku dimudahkan dalam pelaksanaan sistem e-voting ini dan dalam implementasinya akan menekan angka golongan putih yang ada. Namun sistem e-voting ini juga memiliki kerawanan dalam proses pelaksanaan karena sangat berpotensi untuk di hack oleh oknum yang tidak bertanggung jawab. Pemilihan e-voting di Sleman telah diikuti oleh 35 kelurahan dari 86 kelurahan yang ada di kabupaten sleman. Kedepanya pemerintah kabupaten sleman harus mensosialisasikan dan mengajak untuk semua kaluarahan menerapkan sistem e-voting
CITATION STYLE
Basyari, Y. F., Mutiarin, D., & Muhammad Noor Cahyadi Eko Saputro. (2023). Implikasi penerapan sistem e-voting dalam pemilihan kepala desa melalui konsep agile government di kabupaten sleman. INFOTECH : Jurnal Informatika & Teknologi, 4(1), 85–94. https://doi.org/10.37373/infotech.v4i1.559
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.