Pemilihan jenis pondasi secara garis besar ditentukan berdasarkan faktor teknis, ekonomis dan lingkungan. Mengingat pentingnya tahap pemilihan jenis pondasi dalam perencanaan bangunan, perencana seringkali mengalami kesulitan dalam memilih jenis pondasi jika bangunan akan dibangun di daerah dengan daya dukung tanah relatif rendah atau tinggi bangunan yang tanggung (tidak tinggi ataupun rendah, antara 3 sampai 8 lantai). Jika menggunakan pondasi dalam, misalnya dengan tiang pancang, maka harga bangunan akan naik hingga 30%, sedangkan jika digunakan pondasi dangkal harus mempertimbangkan resiko penurunan bangunan secara tidak merata (irregular differential settlement) ditambah dengan total settlement. Proyek pembangunan ruang kelas SMPN 10 Denpasar merupakan salah satu proyek konstruksi bangunan gedung dua lantai yang juga memerlukan suatu cara pemilihan alternatif desain pondasi yang akan digunakan. Hal ini disebabkan karena terdapat beberapa kriteria dan alternatif dalam penentuan jenis pondasi yang perlu diperhitungkan dalam pengambilan keputusan. Hasil dari penelitian ini didapatkan untuk Pondasi Bor Pile, Total Biaya = Rp. 70,309,270.33 (Tujuh Puluh Juta Tiga Ratus Sembilan Ribu Dua Ratus Tujuh Puluh Tiga Rupiah), Total Durasi = 22.51 hari. Untuk Pondasi Mini Pile didapatkan hasil Total Biaya = Rp. 104,439,399.30 (Seratus Empat Juta Empat Ratus Tiga Puluh Sembilan Ribu Tiga Ratus Sembilan Puluh Sembilan Rupiah) dan Total Durasi = 33.78 hariKata kunci : Biaya, Waktu, Bor Pile, Mini Pile
CITATION STYLE
Pagehgiri, J. (2015). ANALISIS PENGGUNAAN PONDASI MINI PILE DAN PONDASI BORPILE TERHADAP BIAYA DAN WAKTU PELAKSANAAN PEMBANGUNAN RUANG KELAS SMPN 10 DENPASAR. EXTRAPOLASI, 8(01). https://doi.org/10.30996/exp.v8i01.982
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.