Keracunan makanan salah satunya disebabkan karena adanya cemaran kimia dalam makanan tersebut, seperti penambahan boraks untuk memperpanjang masa simpan produk. Data Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menunjukkan bahwa sepanjang tahun 2012, Insiden keracunan akibat mengkonsumsi makanan menduduki posisi paling tinggi, yaitu 66,7%, dibandingkan dengan keracunan akibat penyebab lain. Dalam data tersebut, diketahui 2,93% sampel makanan jajanan pada anak sekolah mengandung boraks. Akumulasi boraks di dalam tubuh dapat berdampak negatif bagi kesehatan. Boraks merupakan Kristal lunak yang mengandung unsur-unsur boron, bewarna dan larut dalam air, tidak berbau, stabil pada suhu tinggi serta tekanan normal. Boraks digunakan sebagai pengawet pada ayam potong untuk memperpanjang masa penyimpanan pada ayam potong. Namun pemakaian boraks disalahgunakan untuk dijadikan sebagai bahan pengawet pada makanan karena memiliki sifat sebagai antiseptik, pengontrol kecoa, bahan solder dan pembersih alat dapur. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi boraks pada daging ayam potong dengan menggunakan Cutton bud yang diperjualbelikan pada pasar pa’baeng-baeng Makassar. Berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan dengan menggunakan 20 sampel paha ayam potong menunjukan bahwa 1 sampel positif mengandung boraks. Hasil ini ditunjukan dengan adanya perubahan warna pada kapas cutton bud dari kuning menjadi bewarna merah ini menandakan bahwa boraks ditambahkan pada sebagian kecil pedagang ayam potong dipasar pa’baeng-baeng Makassar.
CITATION STYLE
Rasyid, N. Q., Anita, A., & Trianingsih, E. (2019). CUTTON BUD SEBAGAI ALAT PENDETEKSI BORAKS PADA DAGING AYAM POTONG YANG DIPERJUALBELIKAN DI PASAR PA’BAENG-BAENG KOTA MAKASSAR. Jurnal Medika, 4(2), 5–9. https://doi.org/10.53861/jmed.v4i2.166
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.