PANTI ASUHAN UNTUK ANAK TERLANTAR DENGAN PENDEKATAN THERAPEUTIC HEALING

  • Marin V
  • Widayati N
N/ACitations
Citations of this article
10Readers
Mendeley users who have this article in their library.

Abstract

Abandoned children are a type of social welfare problem that is still unresolved. These children still do not receive optimal care, even though they have access to education and temporary shelter from orphanages. This is also driven by the problem of the capacity of orphanages exceeding the amount that should be. This lack of parenting affects the growth and development of children, especially in their psychosocial aspects. Most of the characters formed in abandoned children at the orphanage are divided into 2: inferior (passive) and superior (anarchist). Therefore, this design was created to help accommodate the growth dan development of children from the age of 5-12 years by providing intense assistance and programs that encourage children's psychosocial development. The aim is to provide a comfortable place and provide the necessary facilities such as temporary shelter and more practical education to prepare children to enter the world of work. The method used in this research is qualitative by conducting interviews with several neglected children and caretakers and experts at the orphanage. In addition, data collection is also done by conducting case studies from several related precedents. The results were then analyzed with existing theory so that conclusions were obtained as the basis for planning an orphanage project for neglected children with a therapeutic healing concept (the building design is focused on its users so that the space can accommodate the psychological recovery of its inhabitants). Keywords:  healing; neglected children; orphanage Abstrak Anak terlantar merupakan salah satu jenis penyandang masalah kesejahteraan sosial yang masih belum terselesaikan. Anak–anak ini masih belum mendapatkan pengasuhan secara maksimal meski sudah mendapatkan akses pendidikan dan tempat singgah sementara dari panti asuhan. Hal ini juga didorong dengan permasalahan kapasitas panti asuhan melebihi jumlah yang seharusnya. Kurangnya pengasuhan ini mempengaruhi tumbuh kembang anak khususnya dalam psikososialnya. Karakter yang terbentuk dalam diri anak-anak terlantar di panti asuhan ini mayoritas terbagi menjadi 2 yakni inferior (pasif) dan superior (anarkis). Oleh karena itu, perancangan ini dibuat untuk membantu mewadahi pertumbuhan dan perkembangan anak dari usia 5-12 tahun dengan memberikan pendampingan intens serta program yang mendorong perkembangan psikososial anak. Tujuannya memberikan wadah yang nyaman dan menyediakan fasilitas yang dibutuhkan seperti hunian sementara dan pendidikan yang lebih praktis untuk mempersiapkan anak – anak masuk ke dalam dunia kerja. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah kualitatif dengan cara mengadakan wawancara kepada beberapa anak terlantar dan pengurus serta para pakar di panti asuhan. Selain itu, pengambilan data juga dengan melakukan studi kasus dari beberapa preseden terkait. Hasil kemudian dianalisis dengan teori yang ada sehingga didapatkan kesimpulan sebagai dasar dari perencanaan proyek panti asuhan untuk anak terlantar yang berkonsep therapeutic healing (desain bangunan difokuskan kepada penggunanya sehingga ruang tersebut dapat mewadahi pemulihan psikis penghuninya).

Cite

CITATION STYLE

APA

Marin, V. A., & Widayati, N. (2023). PANTI ASUHAN UNTUK ANAK TERLANTAR DENGAN PENDEKATAN THERAPEUTIC HEALING. Jurnal Sains, Teknologi, Urban, Perancangan, Arsitektur (Stupa), 5(2), 1549–1562. https://doi.org/10.24912/stupa.v5i2.24299

Register to see more suggestions

Mendeley helps you to discover research relevant for your work.

Already have an account?

Save time finding and organizing research with Mendeley

Sign up for free