Pernikahan merupakan salah satu tugas perkembangan yang lumrah dilakukan oleh individu pada usia dewasa. Namun, beberapa individu ada yang melakukan pernikahan pada usia yang belum memasuki dewasa, atau yang dapat dikatakan sebagai pernikahan dini, dan wanita memiliki kecenderungan menikah dini lebih besar daripada pria. Banyak studi yang telah mengungkap bahwa pernikahan dini memiliki korelasi dengan perceraian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengalaman wanita yang menjalani pernikahan dini dan berakhir dengan perceraian. Dilakukan dengan metode kualitiatif, menggunakan analisis Interpretative Phenomenology Analysis (IPA). Subjek dalam penelitian ini diambil berdasarkan teknik pengambilan sampel purposive sampling, yang memiliki kriteria wanita yang menikah di bawah usia 20 tahun dan telah bercerai dari suami pertamanya. Didapat tiga orang subjek yang berdomisili di Bojonegoro, Jawa Timur. Data didapatkan melalui wawancara secara langsung dengan masing-masing subjek. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keputusan menikah dini pada ketiga subjek dilatarbelakangi oleh keadaan yang berbeda-beda, yaitu atas inisiatif pribadi, hamil sebelum menikah, dan dorongan dari orang tua. Penyesuaian yang terjadi selama menikah dan adanya konflik yang terjadi karena ketegangan emosi mempengaruhi ketiga subjek untuk memutuskan bercerai. Pengambilan keputusan kurang matang karena dipengaruhi oleh emosi yang merupakan ciri-ciri remaja membuat ketiga subjek cenderung berpikir sesaat dalam mengambil keputusan untuk menikah hingga bercerai dari mantan suami.
CITATION STYLE
Nurjannah, S., & Kahija, Y. F. L. (2020). PENGALAMAN WANITA MENIKAH DINI YANG BERAKHIR DENGAN PERCERAIAN. Jurnal EMPATI, 7(2), 557–565. https://doi.org/10.14710/empati.2018.21676
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.