Prediksi curah hujan menggunakan model global (Global Circulation Model) memiliki resolusi yang rendah sehingga tidak bisa memberikan informasi lokal. Untuk mendapatkan informasi skala lokal digunakan metode statistical downcsaling. Keandalan prediksi diperoleh dengan memilih variabel prediktor yang berhubungan erat dengan curah hujan. Pemilihan variabel prediktor dilakukan berdasarkan pertimbangan analisis spasial dan temporal di wilayah dengan pola hujan tahunan dan semi-tahunan. Analisis korelasi prediktor dan curah hujan dilakukan dengan metode SVD (Singular Value Decomposition). Hasil mode dominan koefisien ekspansi deret waktu dari hasil SVD dianalisis dengan transformasi wavelet. Hasil korelasi menunjukkan variabel angin zonal U850 terkait erat dengan curah hujan di Sumatera dengan korelasi 0,77 dan kesamaan keragamaan pasangan data (kovariansi) 92%. Variabel angin U850 milibar dapat menangkap pola monsun (1 dan 0,5 tahunan) dan pola antar tahunan yaitu ENSO (El Nino Southern Ocillation) dengan periode 2, 4, dan 12 tahunan. Korelasi antara angin zonal (observasi) sekitar Sumatera dengan index Nino 3.4 (>0,6). Kemampuan prediktor U850 mb lebih andal di bagian selatan Sumatera Utara dibandingkan selatan Sumatera. Secara umum predictor dapat digunakan untuk wilayah benua maritime yang berpola curah hujan tahunan dan semitahunan.
CITATION STYLE
Safril, A., & Virgianto, R. H. (2019). STUDI POTENSI VARIABEL ANGIN ZONAL SEBAGAI PREDIKTOR UNTUK WILAYAH BENUA MARITIM (STUDI KASUS SUMATERA). Jurnal Meteorologi Klimatologi Dan Geofisika, 5(1), 26–39. https://doi.org/10.36754/jmkg.v5i1.65
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.