Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Provinsi Sumatera Utara menjadi sorotan penting di Indonesia, yaitu bagaimana sebuah apatisme politik masyarakat berkorelasi dengan efektifitas kebijakan publik. Kota Medan yang merupakan ibukota provinsi Sumatera Utara merupakan salah satu kota dengan tingginya golput (golongan putih) dalam partisipasi poltitik, kajian ini sangat menarik karena membahas apatisme masyarakat dalam pemilihan kepada daerah Sumatera Utara dan kaitannya dengan efektifitas kebijakan publik. Kasus korupsi telah menjadi fakta dalam kepemipinan kepala daerah di propinsi Sumatera Utara. Bagi sebagian besar masyarakat, apatisme terhadap partisipasi politik merupakan hal yang biasa. Dalam penelitian ini dibahas tentang beberapa faktor yang menyebabkan sikap apatis itu terjadi, diantaranya politik identitas, minimnya sosialisasi atas parpol, kekerasan struktural, hingga penurunan kepercayaan publik terhadap proses politik itu sendiri. Penelitian ini menyajikan data dan teori sebagai konsep yang digunakan dalam melihat secara objektif fenomena apatisme terhadap partisipasi politik yang terjadi di kota Medan, Sumatera Utara. Dalam penelitian ini akan dibahas dan dianalisa penyebab tingginya angka Golongan Putih (Golput) yang disebabkan oleh sikap apatis masyarakat Kota Medan dalam pemilihan Gubernur Sumatera Utara. Penelitian kualitatif ini menggunakan data yang diperoleh dari berbagai sumber, diantaranya, hasil wawancara, buku, artikel koran, berita, website, jurnal, dan beberapa sumber resmi lainnya. Akhirnya, penelitian ini bertujuan untuk menganalisa bagaimana tingginya angka golput akibat sikap apatis berpengaruh terhadap kebijakan publik di kota Medan, Sumatera Utara.
CITATION STYLE
Ardiyanti, D., & Zulian, I. (2018). KORELASI IDENTIFIKASI APATISME POLITIK DENGAN KEBIJAKAN PUBLIK KOTA MEDAN. Jurnal PIR : Power in International Relations, 3(1), 29. https://doi.org/10.22303/pir.3.1.2018.29-53
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.