Kebudayaan merupakan suatu gagasan yang selalu digunakan oleh manusia dalam menjalani kehidupannya, baik untuk memelihara dan menyesuaikan diri maupun untuk menguasai lingkungan alamnya. Kabupaten Probolinggo merupakan kawasan budaya Pandhalungan atau yang sering disebut dengan budaya Jowoduro. Pertemuan dua etnis yang berbeda ini memunculkan budaya yang unik. Hasil dari percampuran budaya ini adalah terbentuknya Tari Kiprah Glipang di kawasan Desa Pendil Kecamatan Banyuanyar yang menggambarkan bagaimana para prajurit pergi ke medan perang. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan fokus pada penelitian lapangan dengan menggunakan desain penelitian fenomenologis Edmund Huserl dan menggunakan paradigma postmodernisme Lyotard. Penentuan informan dalam penelitian ini adalah melalui snowball sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi. Teknik analisis data pada penelitian ini melalui empat tahapan, yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Kajian ini menunjukkan bahwa kesenian glipang menurut kajian sejarahnya bermula dari seorang seno truno, seorang pemuda pendatang dari Madura yang kemudian menetap di Desa Pendil karena tugas dan wewenangnya sebagai mandor tebu di sebuah pabrik gula milik pemerintah kolonial Belanda. Akibat kesewenang-wenangan pemerintah kolonial, Seno Truno bersama masyarakat adat Desa Pendil menciptakan gerakan tari sebagai simbol perlawanan terhadap pemerintah kolonial Belanda.
CITATION STYLE
Winarsih, N. (2023). JEJAK GLIPANG: DAYA UNGKIT BANGKITNYA NASIONALISME PRIBUMI DAN MEDIA PROMOSI PARIWISATA 4B. SANDHYAKALA Jurnal Pendidikan Sejarah, Sosial Dan Budaya, 3(1), 29–40. https://doi.org/10.31537/sandhyakala.v3i1.907
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.