Latar Belakang: Program eliminasi di Indonesia ditargetkan pada tahun 2030, tetapi hingga saat ini masih mengalami beberapa kendala, seperti terjadinya penyebaran kasus malaria secara impor melalui migrasi. Pendekatan yang umum digunakan saat ini adalah pendekatan wilayah administrasi, sedangkan pendekatan habitat nyamuk belum banyak dilakukan.Tujuan: Membuat pemetaan daerah reseptif malaria berbasis faktor lingkungan habitat nyamuk yang berkaitan dengan wilayah endemis di Perbukitan Menoreh yang meliputi Kabupaten Purworejo, Kabupaten Magelang, dan Kabupaten Kulon Progo.Metode: Penentuan daerah reseptif malaria dilakukan dengan pendekatan habitat nyamuk menggunakan faktor lingkungan fisik dari basis data spasial nasional Kebijakan Satu Peta (KSP).Hasil: Peta daerah reseptif dapat dihasilkan dari ekstraksi KSP. Selain itu, penanganan malaria pada model spasial ini dapat menunjukkan persentase dan luas area yang benar-benar memiliki ancaman terhadap kejadian malaria.Kesimpulan: Wilayah reseptif dengan model ini dapat memberikan gambaran jangka panjang ancaman malaria, menghasilkan sebaran wilayah reseptif dengan lebih baik dan mudah diberlakukan secara nasional.
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.
CITATION STYLE
Widartono, B. S., Suharyadi, S., Satoto, T. B. T., & Mujiyanto, M. (2022). Penentuan Wilayah Reseptif Malaria di Perbukitan Menoreh dengan Menggunakan Basis Data Nasional Kebijakan Satu Peta. Jurnal Kesehatan Vokasional, 7(3), 157. https://doi.org/10.22146/jkesvo.75453