Mangrove forests provide various ecological functions, potential and economic benefits for living things, especially for humans who live in the vicinity. Jawai District is one of the sub-districts in Sambas Regency which has mangrove forests. Community activities around the forest and the need for land will affect the reduction in the area of the existing mangrove forest. Activities such as logging of mangrove forests to become coconut plantations, dragon fruit plantations and fishpond entrepreneurs can damage the mangrove forest ecosystem. Damage to the mangrove ecosystem can cause a disaster for the environment which will certainly have an impact on living things around it. Information on land cover can be obtained through remote sensing techniques and geographic information systems using satellite imagery. This study aims to obtain information about Changes in Mangrove Forest Area in Jawai District in 2013 - 2019. The method used in this study is a survey method with Maximum Likelihood Classification and Visual image analysis techniques using Landsat 8 OLI and TIRS satellite imagery. The results of the classification of Landsat 8 OLI and TIRS images in the mangrove forest of Jawai District resulted in 5 land cover classes, namely secondary mangrove forest, ponds, bodies of water, open land and beach sand. The largest land change in the mangrove forest in Jawai District occurred in the Secondary Mangrove Forest Land Cover class which increased by 123.24 ha, and the Water Body decreased by 203.40 ha, and Open Land increased by 67.38 ha.Keywords: change, Jawai, landcover, mangrove AbstrakHutan mangrove memberikan berbagai fungsi ekologi, potensi dan manfaat ekonomi bagi mahluk hidup, terutama pada manusia yang bertempat tinggal di sekitarnya. Kecamatan Jawai merupakan salah satu Kecamatan yang berada di Kabupaten Sambas yang memiliki hutan mangrove. Aktivitas masyarakat sekitar hutan dan kebutuhan akan lahan akan mempengaruhi pada berkurangnya luasan hutan mangrove yang ada. Aktivitas seperti penebangan hutan mangrove untuk dijadikan perkebunan kelapa, perkebunan buah naga dan pengusaha tambak sehingga dapat merusak ekosistem hutan mangrove. Dari rusaknya ekosistem mangrove dapat menyebabkan bencana bagi lingkungan yang pasti berdampak pada mahluk hidup disekitarnya. Informasi tentang penutupan lahan dapat diperoleh melalui teknik penginderaan jauh dan sistem informasi geografis dengan menggunakan citra satelit. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang Perubahan Luasan Hutan Mangrove di Kecamatan Jawai tahun 2013 – 2019. Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu metode survey dengan teknik analisis citra Maximum Likelihood Clasification dan Visual dengan menggunakan citra satelit landsat 8 OLI dan TIRS. Hasil klasifikasi citra landsat 8 OLI dan TIRS di hutan mangrove Kecamatan Jawai menghasilkan 5 kelas penutupan lahan yaitu hutan mangrove sekunder, tambak, tubuh air, tanah terbuka dan hamparan pasir pantai. Perubahan lahan di hutan mangrove Kecamatan Jawai paling besar terjadi pada kelas Penutupan Lahan Hutan Mangrove Sekunder bertambah seluas 123,24 ha, Serta Tubuh Air berkurang seluas 203,40 ha, dan Lahan Terbuka bertambah 67,38 ha.Kata kunci: perubahan, Jawai, tutupan lahan, mangrove
CITATION STYLE
Riyono, J. N., Maulana, D. I., & Latifah, S. (2022). ANALISIS PERUBAHAN LUASAN HUTAN MANGROVE DI KECAMATAN JAWAI KABUPATEN SAMBAS TAHUN 2013 – 2019. JURNAL HUTAN LESTARI, 10(1), 168. https://doi.org/10.26418/jhl.v10i1.46068
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.