Wawancara merupakan kegiatan komunikasi melalui proses pertukaran informasi antara reporter dan sumber berita. Banyak wartawan lebih sibuk mencatat pada saat wawancara sehingga hasil wawancara tidak efektif. Oleh karena itu dibutuhkan alat perekam untuk merekam jawaban dari narasumber. Akan tetapi alat perekam dibutuhkan waktu untuk mendengarkan hasil rekaman, kemudian mencatatnya. Padahal dituntut untuk mengumpulkan 3 sampai 4 berita dalam sehari. Dalam ilmu komputer terdapat bidang ilmu yaitu Speech to Text, teori ini akan bermanfaat untuk kondisi tersebut. Speech to text merupakan fitur untuk mengubah suara menjadi teks. Keunggulannya adalah layanan pengenalan suara. Speech to Text berfungsi untuk memanajemen waktu agar lebih efektif. Umumnya kecepatan berbicara dengan kecepatan mencatat berbeda. Sehingga hal tersebut menyulitkan wartawan yang bertugas. Disisi lain, teori ini akan sangat berguna bagi kaum disabilitas. Karena user atau pengguna hanya perlu menggunakan suara untuk melakukan aktivitas mengetik selayaknya orang normal pada umumnya. Dari permasalahan tersebut, dibuatkan aplikasi yang bisa mengubah suara ke dalam suatu teks/tulisan dengan menggunakan bahasa pemrograman Python. Untuk melakukan proses mengubah suara menjadi teks menggunakan modul speech recognition. Uji coba menggunakan 6 sample audio hasil rekaman, didapat bahwa dengan menggunakan bahasa pemrograman Python, mampu mengonversi suara ke tulisan dengan tingkat keberhasilan mencapai 94,75 %.
CITATION STYLE
I Komang Setia Buana. (2020). Implementasi Aplikasi Speech to Text untuk Memudahkan Wartawan Mencatat Wawancara dengan Python. Jurnal Sistem Dan Informatika (JSI), 14(2), 135–142. https://doi.org/10.30864/jsi.v14i2.293
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.