La Nina adalah pola cuaca yang rumit dan kompleks yang terjadi tiap beberapa tahun sekali. Fenomena La Nina telah terjadi selama ratusan tahun dan biasanya terjadi teratur. Tercatat mulai dari tahun 1998 hingga tahun 2018 telah terjadi 7 kali kejadian La Nina. Salah satu wilayah yang berada di sebelah barat Pasifik yang mengalami peningkatan curah hujan akibat Fenomena La Nina adalah wilayah Indonesia. Fenomena La Nina mengakibatkan terjadinya peningkatan puncak kedalaman hujan (mm) yang menyebabkan perubahan kondisi hidrologi di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa perubahan pola curah hujan akibat kejadian La Nina selama kurun waktu tahun 1998 hingga 2018 di Indonesia. Data curah hujan yang digunakan adalah observasi curah hujan per hari dari Satelit PERSIANN pada tahun 1998-2018. Kesimpulan dari penelitian ini adalah jika ditinjau dari tahun kejadian La Nina, puncak kedalaman hujan yang melampaui dari frekuensi rata-rata yang terjadi Indonesia, terjadi pada tahun 2010 dengan yang mencapai 10 kali hujan melampaui hujan rata-rata. Jika ditinjau dari bulan selama terjadinya fenomena La Nina, Kedalaman hujan yang melampaui kedalaman rata-rata paling sering terjadi pada November dengan frekuensi 12 kali. Oleh karena itu, pola hujan pada bulan November harus paling diwaspadai dibandingkan bulan lainnya. Selama terjadi fenomena La Nina, Bulan November mencapai hujan maksimum pada kedalaman 1104,84 mm dengan rata-rata hujan bulanan yang terjadi adalah 841,99 mm.
CITATION STYLE
Ginting, J. (2021). PERUBAHAN POLA DAN KEDALAMAN CURAH HUJAN KEJADIAN LA NINA TAHUN 1998-2018 DI INDONESIA MENGGUNAKAN DATA SATELIT PERSIANN. JURNAL REKAYASA, 11(2), 145–152. https://doi.org/10.37037/jrftsp.v11i2.90
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.