FILOSOFI TRI HITA KARANA DALAM MENGUNGKAP KONSEP AKUNTANSI HIJAU (STUDI FENOMENOLOGI)

Abstract

Isu keberlanjutan yang merebak akhir-akhir ini juga berdampak pada dunia akuntansi. Sebelumnya pelaporan keuangan tahunan perusahaan menjadi primadona, namun kini telah ditambah dengan adanya laporan penyelesaian sebagai respon atas permasalahan tersebut dan memberikan konsekuensi bagi munculnya konsep green accounting. Akuntansi hijau berkembang dari filosofi dasar bahwa akuntan harus peduli terhadap lingkungan dan masyarakat. Perkembangan akuntansi yang menjauh dari fokus pada bidang sosial dan lingkungan menimbulkan masalah karena akuntansi hanya sebatas pada hal-hal teknis dan menjadi apatis terhadap kondisi lingkungan sekitarnya. Melalui metode kajian filosofi fenomenologi Tri Hita Karana, peneliti mencoba mengungkap bagaimana konsep green accounting berdasarkan nilai-nilai yang bersumber dari ajaran agama Hindu. Peneliti menganalisis data dari informan dengan melakukan wawancara dengan subjek yang berpengalaman di bidang akuntansi hijau dan mewawancarai subjek pengetahuan dari akuntan, budayawan dan agamawan. Pemilihan metode terbagi dalam rangka mengungkap nilai-nilai Hindu dalam konsep green accounting. Konsep green accounting dengan pendekatan fenomenologi filosofi Tri Hita Karana meliputi 3 aspek utama yang mempengaruhi motif green accounting yaitu pelaporan, pencatatan, pengikhtisaran, dan pengakuan. Aspek srada bhakti, yadnya dan spiritual dilengkapi dengan konsep green accounting yang dimaksudkan untuk melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan suatu entitas dengan sebaik-baiknya. Hasil konsep green accounting melalui pendekatan fenomenologi filosofi THK memunculkan wajah epistemologis yang lebih komprehensif karena mengandung aspek-aspek dasar yang sebelumnya tidak ada pada konsep green accounting konvensional.