Penggunaan formalin sebagai bahan pengawet sangat berbahaya bagi tubuh manusia, maka perlu mencari alternatif pengawet alami pada makanan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri campuran minyak atsiri cengkeh (MC) dan kitosan (K) terhadap Total Viable Colony (TVC). Pengawetan dilakukan dengan memasukkan potongan kecil daging ayam mentah ke dalam rendaman air yang berisi pengawet (MC&K) dengan komposisi tertentu (1250 µg/mL:3 mL, 6250 µg/mL:1 mL, 250 µg/mL:5 mL, 0 µg/mL: 3 mL, 1250 µg/mL:0 mL, 1250 µg/mL :3 mL:lecitin 0,5%, kontrol positif, formalin 10%) dan lama pengawetan selama 3, 6, 9, 12, 15 hari. Uji kandungan senyawa kimia minyak atsiri cengkeh dilakukan dengan Gas Chromatography-Mass Spectrometer (GC-MS) dan perhitungan TVC dengan metode turbidity menggunakan spektrofotometri. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa minyak atsiri cengkeh hasil penyulingan memiliki yield 1,47% dan senyawa dominanya yaitu eugenol 67%, Trans-β-Caryophyllene 25,64%, dan Humulene 2,66%. Penggunaan campuran pengawet (MC&K) memiliki aktivitas antibakteri yang signifikan berbeda (P<0,05) sehingga berpotensi untuk mengawetkan daging ayam mentah dan memperpanjang masa simpan daging ayam selama 6 hari (1250 µg/mL:3 mL, 6250 µg/mL:1 mL) dan 3 hari (1250 µg/mL:0 mL). Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pengawetan daging ayam mentah menggunakan campuran (MC&K) menghasilkan masa simpan yang lebih lama dibandingkan minyak atsiri cengkeh tunggal maupun kitosan.
CITATION STYLE
Hamad, A., Dianata, W. A., & Hartanti, D. (2022). Aktivitas Antibakteri Kombinasi Minyak Atsiri Cengkeh (Syzygium aromaticum) dan Kitosan pada Pengawetan Daging Ayam. Sainteks, 19(2), 211. https://doi.org/10.30595/sainteks.v19i2.14904
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.