Implementasi Bimbingan Konseling Membangun Mental Juara Dalam Pencapaian Prestasi Atlet Karateka Indonesia

  • Thauwrisan J
N/ACitations
Citations of this article
22Readers
Mendeley users who have this article in their library.

Abstract

In 2018, the Indonesian Karate national team (Timnas) experienced a decline in achievement when competing in Yokohama Japan, where the Indonesian Karateka national team (Timnas) did not win a gold medal. In the following year, 2019 in Kinabalu, The Indonesian junior national team also did not win a gold medal at all but only took home three silver medals and nine bronze medals. The problem is that Karate athletes get nervous and become unfocused about the match. This has an impact on athletes who are easily affected by the screams of opposing supporters, are not calm, do not have the spirit of fighting until finally the opponent easily defeats Indonesian athletes. To be able to overcome these problems, the authors make a personal approach to each athlete in the national team in order to observe the athletes using quantitative methods. The approach of this study is counseling guidance used by the author is counseling guidance behavior (behavioral) and achievement motivation theory of McClelland and Herzberg as a complement to the athletes. The result is that the athlete's Feelings change, that is, he does not give up easily in all situations and conditions, always fights, dares to face challenges, is not afraid of losing, and has calmness when fighting with the enemy. The implementation of counseling guidance for these athletes was seen at the 2021 AKF Championship in Almaty, Kazhakstan, Indonesia to end the three-year Golden Fast. The national team included 18 karateka participants, of which two managed to get gold medals, five silver medals and four bronze medals.   Pada tahun 2018, Tim Nasional (Timnas) Karate Indonesia mengalami penurunan prestasi saat bertanding di Yokohama Jepang, dimana Tim Nasional (Timnas) Karateka Indonesia tidak meraih medali emas. Di tahun berikutnya, 2019 di Kinabalu, timnas junior Indonesia juga tidak meraih medali emas sama sekali tetapi hanya membawa pulang tiga medali perak dan sembilan medali perunggu. Permasalahannya adalah atlet Karate merasa gugup serta menjadi tidak fokus pada pertandingan. Hal ini berdampak pada atlet mudah terpengaruh dengan suara teriakan suporter lawan, pembawaan diri tidak tenang, tidak memiliki semangat bertarung hingga akhirnya lawan dengan mudah mengalahkan atlet Indonesia. Untuk dapat mengatasi permasalahan tersebut, penulis melakukan pendekatan pribadi terhadap setiap atlet di tim nasional tersebut agar bisa mengobservasi para atlet dengan menggunakan metode kuantitatif. Pendekatan penelitian ini adalah bimbingan konseling yang digunakan oleh penulis adalah bimbingan konseling perilaku (behavioral) dan teori motivasi berprestasi dari McClelland dan Herzberg sebagai pelengkap kepada para atlet. Hasilnya adalah perasaan atlet mengalami perubahan, yaitu tidak mudah menyerah dalam segala situasi dan kondisi, selalu berjuang, berani hadapi tantangan, tidak takut kalah, dan memiliki ketenangan saat bertarung dengan musuh. Implementasi bimbingan konseling bagi para atlet ini terlihat pada kejuaraan AKF Championship tahun 2021 di Almaty, Kazhakstan, Indonesia bisa mengakhiri puasa emas selama tiga tahun. Timnas mengikutsertakan 18 peserta karateka, di mana dua di antaranya berhasil memperoleh medali emas, lima medali perak dan empat medali perunggu.

Cite

CITATION STYLE

APA

Thauwrisan, J. (2023). Implementasi Bimbingan Konseling Membangun Mental Juara Dalam Pencapaian Prestasi Atlet Karateka Indonesia. RERUM: Journal of Biblical Practice, 2(2), 125–148. https://doi.org/10.55076/rerum.v2i2.103

Register to see more suggestions

Mendeley helps you to discover research relevant for your work.

Already have an account?

Save time finding and organizing research with Mendeley

Sign up for free