Latar Belakang: Salah satu cara yang dilakukan Indonesia untuk mengendalikan dan mencegah penularan SARS CoV-2 sebagai penyebab COVID-19 adalah dengan menyediakan kit pemeriksaan cepat anti-SARS CoV-2. Metode pemeriksaan tersebut dapat mengatasi keterbatasan tenaga ahli dan alat laboratorium di Indonesia. Tujuan: Menentukan hasil pemeriksaan cepat anti-SARS CoV-2 pada masyarakat di Kecamatan Cimahi Tengah.Metode: Sebanyak 50 orang diambil sebagai sampel penelitian dengan menggunakan teknik quota sampling. Pemeriksaan cepat anti-SARS CoV-2 dilakukan dengan menggunakan imunokromatografi merek Lungene. Sampel penelitian yang reaktif diperiksa kembali dengan metode Quantitative Reverse Transcription Polymerase Chain Reaction (qRT-PCR).Hasil: Berdasarkan hasil pemeriksaan dengan imunokromatografi, terdapat satu orang (2%) anti- SARS CoV-2 IgM reaktif dan tiga orang (6%) anti-SARS CoV-2 IgG reaktif. Pemeriksaan dengan qRT-PCR menunjukkan hasil yang berbeda. Keempat orang tersebut dinyatakan negatif COVID-19. Selain itu, satu orang (2%) yang mendapatkan hasil non-reaktif pada pemeriksaan cepat justru dinyatakan positif terinfeksi SARS CoV-2.Kesimpulan: Pemeriksaan cepat anti-SARS CoV-2 yang dilakukan di Kecamatan Cimahi Tengah kurang akurat karena terdapat empat (8%) hasil positif palsu dan satu (2%) hasil negatif palsu.
CITATION STYLE
Naully, P. G., & Nursidika, P. (2021). Hasil Positif Palsu dan Negatif Palsu pada Pemeriksaan Cepat Antibodi SARS CoV-2. Jurnal Kesehatan Vokasional, 6(2), 81. https://doi.org/10.22146/jkesvo.62775
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.