Gambut merupakan lahan yang tergenang sepanjang tahun, persoalan kemudian muncul manakala lahan gambut alamiah dialihfungsikan. Tujuan dari penelitian adalah mengetahui pemampatan gambut akibat penurunan volume air pada tingkat kematangan yang berbeda, dengan sampel tanah yang digunakan diambil di kawasan gambut Berengbengkel Kalimantan Tengah masing-masing 30 sampel tanah terusik dan tak terusik untuk analisa kadar lengas, berat volume, kadar serat, dan rapat optik yang mana data akan diolah menggunakan program Ms. Excell. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif yang menjelaskan hubungan penurunan volume air dengan pemampatan gambut pada tingkat kematanagn yang berbeda di Kawasan Gambut Berengbengkel Kalimantan Tengah Hasil penelitian menunjukkan bahwa penurunan volume air atau kadar lengas menyebabkan hilangnya volume spesifik pori sehingga mengakibatkan pemampatan tanah gambut. Pemampatan yang terjadi berbeda disetiap tingkat kematangan. Pemampatan pada setiap kematangan berbeda, gambut mentah (fibrik) akan lebih cepat atau mudah mengalami pemampatan dan melambat pada tanah gambut yang sudah mengalami kematangan, sehingga dapat disimpulkan bahwa penurunan volume air atau kadar lengas yang hilang dapat menyebabkan pemampatan dan subsiden pada tanah gambut Kata Kunci : kematanagan gambut, kadar lengas, kadar serat, rapat optik . Peatlands are areas waterlogged throughout the year. The problems arise when natural peatlands are converted. The aim of the study was to find out the compression of peat due to a decrease in the volume of water at some different levels of maturity. The soil samples were taken from the peat area of Berengbengkel, Central Kalimantan. Each of 30 disturbed and undisturbed soil samples was analyzed for its moisture content, volumetric weight, fiber content, and optical density. The data were then processed using the program of Ms. Excell. The method used in the study was a descriptive method describing relationship between decrease in water volume and compression of peat at different maturity levels in peat area of berengbengkel, central kalimantan. The results showed that the decrease in water volume or moisture content led to the loss of specific pore volume, resulting in compression of peat. The compressions occurring at each maturity level were different from one another. Raw peat (fibric) was quicker or easier to experience compression than the peat soil that had already undergone maturation. Therefore, it can be concluded that the decrease in water volume or moisture content can cause compression and subsidence in peat soil. Keywords: fiber content, moisture content, peat maturity, optical density.
CITATION STYLE
Wahdah, R. (2018). HUBUNGAN PENURUNAN VOLUME AIR DENGAN PEMAMPATAN GAMBUT PADA TINGKAT KEMATANGAN YANG BERBEDA DI KAWASAN GAMBUT BERENGBENGKEL KALIMANTAN TENGAH. Jukung (Jurnal Teknik Lingkungan), 4(2). https://doi.org/10.20527/jukung.v4i2.6585
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.