The livestock sector is one of the potential livelihoods in Pulosari village, Jambon district, Ponorogo regency. Almost all family in Pulosari village has at least one kind of livestock. On average, the livestock kept are goats. Goats have a pretty promising selling value in the market and can be a long-term investment. However, the problem the feed readiness which became the main requirement in pursuing the field of animal husbandry. There was no harmony between the number of livestock and the availability of feed, which raises concerns for farmers. Fermented feed made from organic waste is an effective alternative in providing abundant feed as a non-governmental organization. The existence of fermented organic waste feed is intended to support the availability of the amount of feed so that raising livestock becomes more profitable in terms of cost, time, energy, and quality of the livestock itself. This community engagement aimed to develop fermented animal feed from organic waste that is more effective and efficient so as to improve the quality of the livestock sector in addition to utilizing waste into a marketable product. Through the Asset Based Community Development (ABCD) method focusing on livestock assets, the community could optimize existing opportunities. The results of the study stated that the manufacture of this feed was a new breakthrough in the Pulosari village which could increase community self-reliance and build partnerships between farmers and university students (Sektor peternakan merupakan salah satu mata pencaharian yang potensial di desa Pulosari, Kecamatan Jambon, Ponorogo. Hampir setiap keluarga di desa Pulosari memiliki setidaknya satu macam hewan ternak. Rata-rata ternak yang dipelihara adalah kambing. Kambing memiliki nilai jual yang cukup menjanjikan di pasaran dan dapat menjadi investasi jangka panjang. Namun, yang menjadi masalah adalah kesiapan pakan yang menjadi syarat utama dalam menekuni bidang peternakan. Banyaknya ternak dan ketersediaan pakan belum memiliki keselarasan sehingga memunculkan kekhawatiran bagi para peternak. Dalam hal ini, pakan fermentasi berbahan sampah organic bisa menjadi alternatif yang efektif dalam menyediakan pakan yang melimpah sebagai swadaya masyarakat. Adanya pakan fermentasi sampah organik ini dimaksudkan untuk menunjang ketersediaan jumlah pakan sehingga beternak menjadi lebih menguntungkan dari segi biaya, waktu, tenaga, dan kualitas ternak itu sendiri. Pengabdian ini bertujuan untuk mengembangkan pakan ternak fermentasi dari sampah organik yang lebih efektif dan efisien sehingga meningkatkan mutu sektor peternakan di samping memanfaatkan sampah menjadi produk berdaya jual. Dengan menggunakan metode Aset Based Community Development (ABCD) dengan fokus utama pada aset peternakan masyarakat, masyarakat bisa mengoptimalkan peluang yang ada. Hasil penelitian menyatakan pembuatan pakan ternak fermentasi ini menjadi terobosan baru desa Pulosari dan dapat meningkatkan swadaya masyarakat serta membangun kemitraan antara peternak dengan mahasiswa.)
CITATION STYLE
Fuadah, L., & Hijriyani, Y. S. (2022). Pengembangan pakan ternak melalui fermentasi sampah organik sebagai swadaya masyarakat pada sektor peternakan di desa Pulosari kecamatan Jambon Ponorogo. PERDIKAN (Journal of Community Engagement), 4(2), 58–72. https://doi.org/10.19105/pjce.v4i2.6256
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.