Orang tua tunggal memiliki peran ganda yang berpengaruh terhadap interaksi dan komunikasi antar anggota keluarga. Interaksi dan komunikasi yang tidak terjalin dengan baik di dalam keluarga akan mengakibatkan terjadinya penurunan kepercayaan dan kedekatan remaja terhadap orang tua tunggal, yang berakibat pada keterbukaan diri (self-disclosure). Kurangnya keterbukaan remaja akan berdampak dan mengarah ke perilaku bermasalah. Salah satu yang dapat dilakukan untuk meningkatkan self-disclosure pada remaja, yaitu dengan menciptakan family functioning yang efektif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara family functioning dan self-disclosure pada remaja dengan orang tua tunggal. Sebanyak 80 remaja dengan orang tua tunggal di Banda Aceh terlibat dalam penelitian yang dipilih dengan menggunakan teknik purposive sampling. Pengambilan data menggunakan alat ukur Family Assessment Device dan Revised Self-Disclosure Scale. Hasil analisis korelasi menunjukkan family functioning berhubungan dengan self-disclosure, teutama pada dimensi intent to disclose (p=0.009, r=-0,289) dan positive-negative nature of disclosure (p=0,001, r=-0,365). Akan tetapi, family functioning tidak menunjukkan hubungan dengan amount of disclosure (p=0.086, r=0.193), general depth-control of disclosure (p=0,481, r=-0,080) dan honesty-accuracy of disclosure (p=0,249, r=-0,130).
CITATION STYLE
Aninda, S., Mirza, M., Sulistyani, A., & Amna, Z. (2023). Family Functioning dan Self-Disclosure pada Remaja dengan Orang Tua Tunggal. Seurune : Jurnal Psikologi Unsyiah, 6(1), 59–73. https://doi.org/10.24815/s-jpu.v6i1.28710
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.