SESAJI KUPAT DALAM TRADISI GUMBREGAN DI DESA KEMIRI KECAMATAN TANJUNGSARI KABUPATEN GUNUNGKIDUL

  • Sulastri I
  • Suharti S
N/ACitations
Citations of this article
35Readers
Mendeley users who have this article in their library.

Abstract

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan makna simbolik dan manfaat sesaji kupat dalam tradisi Gumbregan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan pengamatan berperan serta dan wawancara mendalam. Data  dianalisis dengan teknik induktif dan keabsahan data dengan triangulasi sumber dan metode. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertama, sesaji kupat adalah salah satu bagian sesaji yang digunakan dalam tradisi berujud kelonthongan yang dibuat dari anyaman janur yang diisi beras, direbus sampai matang digunakan pada acara makan ternak dan kendhuren. Sesaji kupat digunakan pada ritual makan ternak atau sapi pada saat ngalungi sapi, makani sapi, dan masang kupat di kandhang. Sesaji kupat yang digunakan pada ritual kendhuren adalah kupat luwar. Kedua, makna simbolik sesaji kupat yang digunakan pada acara makan ternak dan kendhuren, untuk ngluwari ujar pemilik ternak karena ternaknya selamat, ndrebala, dan selanjutnya pemilik dan ternaknya dijauhkan dari gangguan apapun, selalu mendapat lindungan dari Tuhan Yang Maha Esa. Ketiga, manfaat kupat pada tradisi Gumbregan bagi masyarakat pendukungnya yaitu: (a) manfaat spiritual, (b) manfaat sosial, dan (c) manfaat pelestari tradisi.

Cite

CITATION STYLE

APA

Sulastri, I., & Suharti, S. (2018). SESAJI KUPAT DALAM TRADISI GUMBREGAN DI DESA KEMIRI KECAMATAN TANJUNGSARI KABUPATEN GUNUNGKIDUL. Jurnal Penelitian Humaniora, 22(1), 57–70. https://doi.org/10.21831/hum.v22i1.19102

Register to see more suggestions

Mendeley helps you to discover research relevant for your work.

Already have an account?

Save time finding and organizing research with Mendeley

Sign up for free