Many things have happened in our daily lives as humans who have a tendency to be depressed, stressed and this has a huge impact on humans themselves, especially during the COVID-19 pandemic. Stress occurs due to stressors in our lives, stressors are conditions or situations that cause stress or things that make our brains release stress hormones / cortisol hormones. This hormone is very influential and can cause physiological changes such as insomnia, paleness, and fatigue, then changes in mood, character, behavior and emotions. To deal with this problem, architecture can answer with biophilics architecture, with layering and city grid methods, we can determine space requirements for socializing, rotation and circulation of building users, access, rotation, layering, shifting, and also leveling which provides space for exploration in it is to produce programmatic value, functionality and aesthetics for healing needs. This will create a continuity between the site and its surroundings and the users of the building itself so that a healthy, sustainable ecosystem occurs. Keywords : stress; stressor; healing; ecosystem; biophilic; for awhileAbstrakBanyak hal yang telah terjadi di dalam kehidupan sehari – hari kita sebagai seorang manusia yang memiliki kecenderungan untuk tertekan, stres dan hal ini memiliki dampak yang sangat besar kepada manusia itu sendiri terlebih di masa pandemi COVID–19. Stres tersebut terjadi akibat stresor yang ada di kehidupan kita, stresor adalah sesuatu kondisi atau situasi yang menyebabkan stres atau hal yang membuat otak kita mengluarkan hormon stres / hormon koritsol. Hormon ini sangat berpengaruh dan dapat menyebabkan perubahan secara fisiologis seperti susah tidur, pucat, dan kelelahan, lalu perubahan suasana hati, karakter, perilaku dna juga emosi. Untuk menghadapi permasalahan ini, arsitektur dapat menjawab dengan biofilik arsitektur, dengan metode layering dan city grid, kita dapat menentukan kebutuhan ruang untuk bersosialisasi, rotasi dan sirkulasi pengguna bangunan, akses, rotasi, pelapisan, pergesaran, dan juga leveling yang memberikan ruang untuk eksplorasi dalam hal tersebut untuk menghasilkan nilai program, fungsionalitas dan estetika untuk kebutuhan penyembuhan. Hal ini akan menciptakan suatu kesinambungan antara tapak dan sekitar serta pengguna bangunan itu sendiri sehingga terjadi suatu ekosistem sehat yang berkelanjutan.
CITATION STYLE
Keneth, J., & Yuono, D. (2022). PENDEKATAN KONSEP BIOPHILIC DESIGN DALAM PERANCANGAN TEMPAT PUBLIK. Jurnal Sains, Teknologi, Urban, Perancangan, Arsitektur (Stupa), 3(2), 2435. https://doi.org/10.24912/stupa.v3i2.12817
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.