Hemiartroplasti Bipolar menghasilkan luaran C-Reactive Protein dan Harris Hip Score yang lebih tinggi dibandingkan Cephalomedulary Nailing

  • Sandiwidayat K
  • Astawa P
  • Ridia K
  • et al.
N/ACitations
Citations of this article
13Readers
Mendeley users who have this article in their library.

Abstract

Background: Bipolar Hemiarthroplasty and Cephalomedullary Nailing (PFNA) are operative procedures for the management of proximal femoral fractures. Both of these surgical techniques have their respective advantages and disadvantages. This study aims to determine the differences in biological and functional outcomes. C-Reactive Protein (CRP) used to measure inflammation due to tissue damage and Harris Hip Score (HHS) used to measure functional output. This study hoped to facilitate the selection of appropriate techniques for the treatment of proximal femoral fractures.Methods: Prospective cohort study conducted among patient with proximal femoral fractures who underwent Bipolar Hemiarthroplasty and PFNA surgery. CRP levels were examined before surgery and 12 hours postoperatively. The HHS assessment was performed at weeks 4, 6, and 8 postoperatively.Results: In general, the preoperative CRP levels of the groups undergoing Bipolar Hemiarthroplasty and PFNA were not significantly different (32.4±16.7 and 33.7±17.1; p> 0.05), whereas postoperatively, Bipolar Hemiarthroplasty shown significantly higher CRP (76.5±27.3 and 42.6±17.6; p <0.0001). Similar results were also shown from the ∆CRP analysis (45.1±22.1 and 8.9±3.2; p<0.0001). The mean HHS score was higher in the Bipolar Hemiarthroplasty group than in PFNA group at each measurement. At the 4th week, the mean HHS score did not show a significant difference (52.3±4.2 vs 52.2±5.4; p>0.05). The 6th week evaluation showed Bipolar Hemiarthroplasty had a mean HHS of 76.5±4.6 while PFNA 61.4±5.4 (p <0.0001). At week 8, HHS in Bipolar Hemiarthroplasty was consistently higher than PFNA (89.43±4.5 and 74.95±4.9; p <0.0001). The Bipolar Hemiarthroplasty group was hospitalized 56% longer (6.1±1.3 and 3.9±1.3 days; p<0.0001) and the Bipolar Hemiarthroplasty had an average bleeding volume of 4.5 times more (407.4±122.8 and 90±13 ml; p <0.0001).Conclusion: Bipolar Hemiarthroplasty and PFNA procedures have significantly different functional and biological outcomes. The postoperative HHS score in Bipolar Hemiarthroplasty is better but with a higher delta CRP. Latar Belakang: Hemiarthroplasti bipolar dan Cephalomedullary Nailing (PFNA) merupakan prosedur operatif penatalaksanaan fraktur proksimal femur. Kedua prosedur tersebut menggunakan pendekatan yang berbeda utamanya pada upaya preservasi bagian proksimal femur. Kedua teknik bedah ini memiliki keuntungan dan kerugian masing-masing. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan luaran biologis dan fungsional kedua teknik tersebut. C-Reactive Protein (CRP) digunakan sebagai parameter terkait inflamasi akibat kerusakan jaringan dan Harris Hip Score (HHS) digunakan mengukur luaran fungsional. Studi ini diharapkan dapat mempermudah pemilihan teknik yang tepat untuk penanganan fraktur proksimal femur.Metode: Penelitian ini adalah penelitian kohort prospektif pada pasien dengan fraktur proksimal femur yang menjalani operasi Hemiartroplasti Bipolar dan PFNA. Kadar CRP diperiksa sebelum operasi dan 12 jam paska operasi. Penilaian HHS dilakukan pada minggu ke-4, 6, dan 8 paska operasi.Hasil: Secara umum kadar CRP preoperasi kelompok yang menjalani Hemiarthroplasti Bipolar dan PFNA tidak berbeda signifikan (32,4±16,7 dan 33,7±17,1; p>0,05), sedangkan pada paska operasi kadar CRP Hemiarthroplasti Bipolar secara signifikan lebih tinggi (76,5±27,3 dan 42,6±17,6; p<0,0001). Hasil yang sama juga ditunjukan dari analisis ∆CRP (45,1±22,1 dan 8,9±3,2; p < 0,0001). Rerata skor HHS lebih tinggi pada kelompok Hemiarthroplasti Bipolar daripada PFNA pada setiap kali pengukuran. Pada minggu ke-4 nilai rerata HHS tidak menunjukan perbedaan yang signifikan (52,3±4,2 vs 52,2±5,4, p>0,05). Evaluasi minggu ke-6 menunjukan Hemiarthroplasti Bipolar memiliki rerata HHS 76,5±4,6 sementara PFNA 61,4±5,4 (p<0,0001). Pada minggu ke-8, HHS pada Hemiarthroplasti Bipolar konsisten lebih tinggi daripada PFNA (89,43±4,5 dan 74,95±4,9; p<0,0001). Kelompok Hemiarthroplasti Bipolar menjalani rawat inap 56% lebih lama (6,1±1,3 dan 3,9±1,3 hari; p < 0,0001) serta Hemiarthroplasti Bipolar memiliki rerata volume perdarahan 4,5 kali lebih banyak (407,4±122,8 dan 90±13 ml; p < 0,0001).Kesimpulan: Prosedur Hemiarthroplasti Bipolar dan PFNA memiliki luaran fungsional dan biologis yang berbeda secara signifikan. Skor HHS pada Hemiarthroplasti Bipolar lebih baik tetapi selisih CRP yang lebih tinggi.

Cite

CITATION STYLE

APA

Sandiwidayat, K. S., Astawa, P., Ridia, K. G. M., Kawiyana, K. S., Dusak, I. W. S., Suyasa, I. K., … Lestari, A. A. W. (2020). Hemiartroplasti Bipolar menghasilkan luaran C-Reactive Protein dan Harris Hip Score yang lebih tinggi dibandingkan Cephalomedulary Nailing. Intisari Sains Medis, 11(1), 346–351. https://doi.org/10.15562/ism.v11i1.556

Register to see more suggestions

Mendeley helps you to discover research relevant for your work.

Already have an account?

Save time finding and organizing research with Mendeley

Sign up for free