Penelitian tumbuhan obat terus berkembang seiring dengan minat masyarakat pada bahan obat yang berasal dari alam yang berhubungan dengan keamanannya dibanding dengan obat sintetik. Salah satu kulit kayu yang berasal dari Kabupaten Tapanuli Tengah dan Tapanuli Utara yang lebih dikenal dengan sebutan raru diidentifikasi sebagai Cotylelobium sp, sudah sangat luas dimanfaatkan oleh masyarakat di Sumatera Utara. Kulit kayu ini biasanya digunakan oleh masyarakat sebagai campuran minuman tuak (minuman tradisional Batak). Masyarakat juga meyakini kulit kayu raru dapat digunakan sebagai obat penurun kadar gula darah (anti diabetes). Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan data potensi antioksidan dari kulit kayu raru dengan metoda DPPH dan mengetahui toksisitas ekstrak menggunakan metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT). Hasil penelitian menunjukkan bahwa rendemen ekstrak Cotylelobium melanoxylon Pierre adalah 30,11% dan Cotylelobium lanceolatum Craib sebesar 14,50%. Uji fitokimiamenunjukkan kedua jenis ekstrak mengandung flavonoid, tanin, saponin, triterpenoid dan hidrokuinon. Ekstrak Cotylelobium melanoxylon Pierre memiliki aktivitas antioksidan terhadap radikal DPPH dengan nilai IC50 sebesar 108,487 ppm dan Cotylelobium lanceolatum Craib memiliki nilai IC sebesar 77,909 ppm. Selanjutnya, toksisitas Cotylelobium melanoxylon Pierre memiliki 50 nilaiLC sebesar 643,550ppmand Cotylelobium lanceolatum memilikiLC sebesar 767,191ppm.
CITATION STYLE
Pasaribu, G., & Setyawati, T. (2011). AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN TOKSISITAS EKSTRAK KULIT KAYU RARU (COTYLELOBIUM SP.). Jurnal Penelitian Hasil Hutan, 29(4), 322–330. https://doi.org/10.20886/jphh.2011.29.4.322-330
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.