Ikan tuna (Thunnus albacares) merupakan salah satu komoditas perikanan yang dapat dijadikan sebagai bahan baku pembuatan minyak ikan. Proses ekstraksi minyak ikan dapat dilakukan dengan metode rendering basah (wet rendering). Namun, kualitas minyak ikan tuna kasar yang dihasilkan masih rendah, sehingga belum dimanfaatkan untuk produk pangan. Untuk meningkatkan kualitas minyak ikan tuna kasar maka dilakukan proses pemurnian yang terdiri dari degumming, netralisasi, dan bleaching. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik dan identifikasi senyawa aktif pada minyak ikan tuna dengan metode rendering basah yang telah dimurnikan. Parameter pengamatan pada penelitian ini meliputi analisis warna, bau, kadar air, rendemen, kadar asam lemak bebas, bilangan peroksida, serta identifikasi senyawa aktif pada minyak ikan tuna menggunakan GC-MS (Gas Chromatography-Mass Spectrometry). Analisis data dilakukan secara deskriptif dengan membandingkan data yang diperoleh dengan literatur yang telah terpublikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak minyak ikan tuna dengan metode rendering basah yang dimurnikan menghasilkan karakteristik minyak ikan dengan warna kuning keemasan, memiliki bau khas ikan, memiliki kadar air 0,427%, rendemen 0,487%, kadar asam lemak bebas 0,989%, dan bilangan perioksida 1.387 meq/kg. Kandungan senyawa aktif yang mendominasi minyak ikan tuna yang sudah dimurnikan terdiri dari Eicosapentanoic acid (EPA) 41,0389%; 9-Octadecenoic 33,7938%; dan 9,12-Octadecenic acid 13,195 %.
CITATION STYLE
Rahmawati, S. H., Wijayanti, A., & Emilyasari, D. (2024). KARAKTERISASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA AKTIF PADA MINYAK IKAN TUNA (Thunnus albacares). Jurnal Perikanan Unram, 14(1), 298–305. https://doi.org/10.29303/jp.v14i1.772
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.