Kajian Kualitas Hutan Kota di Kota Bandung

  • Kintan Annisa
  • Weishaguna
N/ACitations
Citations of this article
54Readers
Mendeley users who have this article in their library.

Abstract

Abstract. The existence of Green Open Spaces in the City of Bandung is decreasing from year to year, namely in the period 1996-2020. Where the amount of green open space that should have been 30% has not been reached, the data for 2020 is only 12.25% or the equivalent of 2,048.97 Ha. In this study, it is discussed about urban forests which have many functions and superiority compared to urban parks. A space should not only exist physically but also in quality so that the function of the space is achieved. The purpose of this study is to identify the quality of existing urban forests in the city of Bandung. The method used is qualitative comparison of theory with conditions in the field and quantitative includes calculations listed in Permen ATR/KBPN No. 14 of 2022. Where the results of the analysis found that the quality of urban forests in the city of Bandung is not yet or not of high quality. based on the results of an analysis where the area of urban forest is still below the standard, namely in Babakan Siliwangi, Eks TPA Cicabe, Eks Pasir Impun, Punclut Area, Cilaki Park, Tahura Ir. H. Djuanda (Curug Dago), Lalu Lintas Park, Maluku Park, and Pramuka Park. Then analyze the radius of urban forest services where all urban forests in the City of Bandung have fulfilled or have covered the City of Bandung. However, there are several parts of SWK Gedebage and SWK Ujung Berung which are not covered by this service radius. Then an analysis of green cover where the dominance of urban forests does not meet the criteria. Where those who met the criteria were Cilaki Park, which was 151% and Pramuka Park, which was 118%. While other urban forests do not meet the criteria taken in this study in terms of green cover. Abstrak. Keberadaan Ruang Terbuka Hijau di Kota Bandung semakin berkurang dari tahun ke tahun yaitu dalam kurun waktu 1996-2020. Dimana RTH yang seharusnya 30% belum tercapai jumlahnya, data tahun 2020 hanya terdapat 12,25% atau setara dengan 2.048,97 Ha. Dalam studi ini dibahas mengenai hutan kota yang memiliki banyak fungsi dan keutamaannya yang lebih dibandingkan dengan taman kota. Sebuah ruang seharusnya tidak hadir secara fisik saja namun juga kualitas agar tercapai fungsi ruang tersebut. Tujuan dari studi ini yaitu mengidentifikasi kualitas hutan kota eksisting di Kota Bandung. Metode yang digunakan yaitu kualitatif perbandingan teori dengan kondisi di lapangan dan kuantitatif meliputi perhitungan yang tercantum dalam Permen ATR/KBPN No. 14 Tahun 2022. Dimana hasil analisis didapatkan bahwa kualitas hutan kota di Kota Bandung belum atau tidak berkualitas. berdasar hasil analisis dimana luasan hutan kota masih kurang dari standar yaitu pada Babakan Siliwangi, Eks TPA Cicabe, Eks TPA Pasir Impun, Kawasan Punclut, Taman Cilaki, Tahura Ir. H. Djuanda (Curug Dago), Taman Lalu Lintas, Taman Maluku, dan Taman Pramuka. Kemudian analisis radius pelayanan hutan kota dimana seluruh hutan kota Kota Bandung telah memenuhi atau telah melingkupi Kota Bandung. Namun ada beberapa bagian di SWK Gedebage dan SWK Ujung Berung yang tidak terlingkupi oleh radius pelayanan tersebut. Kemudian analisis tutupan hijau dimana dominasi hutan kota belum memenuhi kriteria. Dimana yang telah memenuhi kriteria yaitu pada Taman Cilaki yaitu sebesar 151% dan Taman Pramuka yaitu sebesar 118%. Sedangkan hutan kota yang lainnya belum memenuhi kriteria yang diambil dalam studi ini aspek tutupan hijau.

Cite

CITATION STYLE

APA

Kintan Annisa, & Weishaguna. (2023). Kajian Kualitas Hutan Kota di Kota Bandung. Jurnal Riset Perencanaan Wilayah Dan Kota, 1–8. https://doi.org/10.29313/jrpwk.v3i1.1805

Register to see more suggestions

Mendeley helps you to discover research relevant for your work.

Already have an account?

Save time finding and organizing research with Mendeley

Sign up for free