Arsitektur rumah terapung merupakan salah satu bentuk hunian diberbagai pelosok tanah air Indonesia, khususnya bagi masyarakat yang berdiam di perairan. Perairan adalah kawasan pantai, sungai, danau, rawa dan lain sebagainya. Bertempat tinggal mengapung di atas air mewatakkan penghuninya familiar serta akrab dengan lingkungan sekitarnya. Air telah menjadi ruang kehidupan dan penghidupan keseharian untuk mencari nafkah bagi keluarganya. Masyarakat nelayan di Kampung Salo Mate, Kelurahan Limpomajang, Kecamatan Marioriawa, Kabupaten Soppeng Provinsi Sulawesi Selatan; telah mengalokasikan zoning permukiman mereka di perairan Danau Tempe. Bentuk permukiman berupa rumah berpanggung terapung yang disebut “bola rai” (rumah yang dibangun di atas tumpukan bambu). Menghuni cara terapung merupakan solusi untuk mendekatkan mereka dengan tempat kerjanya; selaku nelayan air tawar. Rumah panggung terapung memiliki fleksibilitas dan mobilitas, sehingga perletakan kaplingnya dapat berubah-ubah. Penelitian ini bertujuan untuk meng-identifikasi nilai-nilai arsitektur “sustainable” (berkelanjutan), yang telah dimiliki rumah panggung terapung (bola rai) tersebut. Metoda penelitian adalah secara analisis sintesa dan kualitatif deskriktif. Sampelnya dipilih secara acak berdasarkan nilai-nilai arsitektur sustainable. Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2015.
CITATION STYLE
Beddu, S. (2017). Arsitektur Rumah Berpanggung Terapung yang “Sustainable” di Lahan Berair. Jurnal Lingkungan Binaan Indonesia, 6(2), 85–88. https://doi.org/10.32315/jlbi.6.2.113
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.