Tepung ikan merupakan salah satu komoditas penting akuakultur yang permintaannya di Indonesia meningkat setiap tahun seiring pesatnya perkembangan akuakultur. Sebagian besar kebutuhan tepung ikan tersebut dipenuhi dari impor. Salah satu upaya untuk mengurangi kebutuhan impor adalah memanfaatkan berbagai jenis ikan rucah dan sisa olahan ikan berupa tulang dan kepala ikan sebagai bahan baku tepung ikan. Permasalahan yang dihadapi pada pengolahan tulang ikan adalah proses pencacahan menjadi ukuran yang lebih kecil. Oleh karena itu diperlukan mesin yang mampu mencacah tulang ikan yang memiliki tekstur keras. Telah dilakukan perancangan, pembuatan dan pengujian kinerja mesin pencacah tulang ikan. Mesin dirancang berdasarkan mekanisme kerja poros berputar untuk menggerakkan sepasang mata pisau yang saling berhimpitan dan berputar berlawanan arah. Uji kinerja dilakukan dengan beban tulang ikan tuna dengan variasi perlakuan frekuensi inverter 25; 37,5; dan 50 Hz. Parameter yang diamati meliputi rendemen, kecepatan putaran poros, waktu pencacahan, dan kapasitas pencacahan. Hasil uji coba menunjukkan bahwa semakin tinggi frekuensi inverter, kecepatan putaran poros semakin tinggi, sehingga kapasitas pencacahan semakin meningkat. Berdasarkan parameter yang diamati, mesin bekerja optimal pada frekuensi inverter 50,0 Hz. AbstractFish meal is one of the essential inputs for aquaculture, and the demand in Indonesia is growing every year parallel with the rapid development of aquaculture. Most of the fish meal was imported. An effort to reduce imports is to utilize various types of trash fish and fish processing waste, including bones and head as raw material for fish meal. The problem that occurs in the processing of fish bone is the process of chopping them into smaller sizes. Therefore, a machine capable of chopping hard texture of fish bones is needed. The design and performance tests of the fish bone chopping machine have been conducted. The device was designed based on the working mechanism of the rotating shaft to drive the paired blades that coincide and rotate in the opposite direction. The performance test was carried out for tuna bone with varied inverter frequencies of 25; 37,5; and 50 Hz. The parameters observed were yield, shaft speed, chopping time, and capacity. The results showed that increasing inverter frequency increased the shaft speed; therefore, it increased the capacity. Based on the observed parameters, the machine worked optimally at an inverter frequency of 50,0 Hz.
CITATION STYLE
Handoyo, W. T., Assadad, L., & Sedayu, B. B. (2020). Perancangan dan Pengujian Kinerja Mesin Pencacah Tulang Ikan. Jurnal Pascapanen Dan Bioteknologi Kelautan Dan Perikanan, 15(1), 73. https://doi.org/10.15578/jpbkp.v15i1.618
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.