Pemerintah telah mencanangkan rencana pembangunan infrastruktur pertanian yaitu rencana peningkatan dan pembangunan jaringan irigasi serta rehabilitasinya yang ditargetkan selesai pada tahun 2019. Pada tahun 2018, pemerintah melalui Integrated Participatory Development and Management of Irrigation Program (IPDMIP) telah melakukan pilot project untuk keperluan pengelolaan aset dan kinerja sistem irigasi. Kegiatan pilot project dilakukan di jaringan irigasi di Kabupaten Kebumen menggunakan metode Airborne Lidar Bathymetry (ALB). Pengukuran ALB ini merupakan pengukuran yang pertama kali di Indonesia sehingga perlu diketahui kemampuannya dalam pemetaan jaringan irigasi. Salah satu indikator kemampuan ALB adalah kerapatan titik hasil pengukuran. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kerapatan titik pada berbagai jenis saluran irigasi. Hasil kerapatan titik yang paling tinggi dengan sensor NIR dan hijau adalah pada saluran primer. Hal tersebut dapat dikarenakan dimensi saluran irigasi primer paling besar dibandingkan kedua jenis saluran lainnya. Hasil kerapatan titik dengan sensor hijau menunjukkan urutan kerapatan titik dari tinggi ke rendah yaitu saluran primer, tersier, dan sekunder. Hal tersebut dikarenakan pada saluran sekunder terdapat titik-titik bukan dasar perairan yang mempengaruhi daya tembus sinar hijau.
CITATION STYLE
Christy, Y. A., & Istarno, I. (2020). KERAPATAN TITIK PADA HASIL PENGUKURAN AIRBORNE LIDAR BATHYMETRY DI SALURAN IRIGASI, KEBUMEN, JAWA TENGAH. Elipsoida : Jurnal Geodesi Dan Geomatika, 2(02), 39–44. https://doi.org/10.14710/elipsoida.2019.4890
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.