Pendahuluan: Stunting masih menjadi permasalahan di Provinsi Banten. Berdasarkan profil Puskesmas Kramatwatu pada bulan penimbangan didapatkan bahwa balita stunting sebanyak 503. Salah satu faktor risiko stunting adalah tidak tercukupinya gizi baik saat kehamilan dan menyusui sehingga dapat dicegah dengan melakukan Inisiasi Menyusu Dini setelah bayi lahir. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan inisiasi menyusu dini dengan kejadian stunting pada bayi usia 0 – 24 bulan. Metode: Penelitian ini menggunakan desain penelitian case control. Penelitian ini dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Kramatwatu. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh balita berusia 0-24 bulan yaitu sebanyak 26 orang. Teknik sampel yang digunakan adalah total sampling. Pengumpulan data yang dilakukan yaitu data primer dan sekunder. Cara pengumpulan data dilakukan dengan pengisian kuesioner, di tulis dengan jelas sehingga mudah di mengerti oleh responden. Uji statistik yang digunakan adalah uji Chi Square. Hasil dan Pembahasan: Hasil penelitian menunjukan ada hubungan bermakna antara inisiasi menyusu dini dengan kejadian stunting (p=0,019, OR=11,11). Kesimpulan: Kesimpulan dalam penelitian ini adalah ibu yang tidak melakukan inisiasi menyusu dini memiliki peluang 11 kali lebih besar menyebabkan balita mengalami stunting dibandingkan dengan ibu yang melakukan inisiasi menyusu dini.
CITATION STYLE
LINTANG, S. S., & AZKIYA, F. (2022). HUBUNGAN INISIASI MENYUSU DINI (IMD) DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA BAYI USIA 0-24 BULAN DI PUSKESMAS KRAMATWATU TAHUN 2021. Journal Of Midwifery, 10(2), 155–160. https://doi.org/10.37676/jm.v10i2.3274
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.