Artikel ini membahas gerakan #BupatiKlatenMemalukan dalam konstelasi Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Klaten 2020. Tulisan ini berupaya melihat korelasi antara “connective action” di satu sisi dan “collective action” di sisi lain dalam memahami protes masyarakat dalam Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Klaten di media sosial. Dalam mengambil data, artikel ini menerapkan metode wawancara dan dalam menganalisis masalah memakai metode analisis “big data”. Metode tersebut digunakan untuk mengidentifikasi dan memetakan polarisasi isu, substansi wacana, hingga aktor yang berperan sebagai opinion leader. Kajian dalam artikel ini menemukan bahwa pertama, gerakan media sosial tidak sepenuhnya efektif dalam dalam membingkai gerakan protes karena gerakan #BupatiKlatenMemalukan ini sebatas clicktivism, yaitu gerakan yang hanya sebatas “click” tanpa adanya gerakan fisik, yang cenderung tidak progresif; kedua, gerakan berbasis media membutuhkan penopang, yakni gerakan kolektif secara fisik (offline) dari masyarakat untuk mengubah suatu kebijakan; ketiga clicktivism #BupatiKlatenMemalukan secara garis besar tidak serta-merta mengubah preferensi politik seseorang.
CITATION STYLE
Kriswantoro, T. (2023). Collective & Connective Action: Kajian Respons Warganet Terhadap Gerakan #BupatiKlatenMemalukan dalam Pilkada Klaten 2020. Jurnal PolGov, 5(1), 1–46. https://doi.org/10.22146/polgov.v5i1.4613
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.