BIREUEN PADA MASA MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN (1945-1949)

  • Umaira L
  • Lubis H
N/ACitations
Citations of this article
7Readers
Mendeley users who have this article in their library.

Abstract

Penelitian berjudul “Bireuen Pada Masa Mempertahankan Kemerdekaan (1945-1949)” ini bertujuan untuk mengetahui latar belakang keadaan Bireuen pada masa proklamasi kemerdekaan, untuk menganalisis peristiwa penyerbuan tangsi dan pertempuran merebut senjata Jepang di Bireuen, mengetahui mengenai peranan RIMA dalam pertempuran Medan Area, serta untuk mengetahui latar belakang terbentuknya Bireuen Agreement. Dalam pelaksanaannya penelitian ini menggunakan Metode penelitian Historis yang mencoba merekonstruksi sejarah melalui fakta-fakta sosial yang didapati di lapangan. Hal tersebut melalui beberapa tahapan, yaitu: (1) Pengumpulan data (Heuristik), dengan cara melakukan penelitian lapangan (Field Research) dan penelitian pustaka (Library Research), (2) pengelompokan data primer dan sekunder (Verifikasi) dan Memeriksa data (kritik sumber) yang telah dikumpulkan, (3) Interpretasi (menafsirkan atau memberi makna kepada fakta-fakta atau bukti sejarah), (4) Historiografi (penulisan sejarah) dengan tahap penafsiran (interpretasi), penjelasan (eksplanasi), penyajian (ekspose). Dari hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa : (1) Berita proklamasi kemerdekaan pertama kali diketahui di Bireuen. Hal ini dikarenakan Bireuen mengetahui tentang berita Proklamasi Kemerdekaan di Aceh pada tanggal 19 Agustus 1945. (2) Kemudian setelah diketahui bahwa Indonesia telah merdeka, langkah selanjutnya yaitu melucuti senjata jepang dengan berbagai cara perundingan maupun perebutan. (3) Masyarakat Bireuen juga ikut andil dalam pertempuran Medan Area. Pada saat itu markas Divisi X ditempatkan di Bireuen, yang merupakan markas gabungan antar dua Divisi, yakni  Divisi Gajah I dan Divisi Gajah II, dan Kolonel Hussein Joesoef sebagi Panglima Divisi (Komandan). (4) Pada Juni 1948 Soekarno berkunjung ke Bireuen dan di sanalah ia mengatakan bahwa aceh merupakan daerah modal dan mengatakan bahwa Bireuen merupakan kota perjuangan. Setelahnya terbentuklah perjanjian Bireuen Agreement. Pada saat Belanda melakukan provokasi penyiaran berita diawal Januari 1949 melalui Radio Medan yang mengatakan bahwa Negara Indonesia seluruhnya telah dikuasai Belanda. Maka hal tersebut langsung dibantah oleh Radio Rimba Raya yang berada di Bireuen. Dan berkat radio tersebut PBB mengetahui bahwa Indonesia telah merdeka.

Cite

CITATION STYLE

APA

Umaira, L., & Lubis, H. S. D. (2020). BIREUEN PADA MASA MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN (1945-1949). Puteri Hijau : Jurnal Pendidikan Sejarah, 5(2), 11. https://doi.org/10.24114/ph.v5i2.20257

Register to see more suggestions

Mendeley helps you to discover research relevant for your work.

Already have an account?

Save time finding and organizing research with Mendeley

Sign up for free