Kawasan sekitar Masjid Agung Semarang sebagai salah satu wisata religi saat ini belum cukup optimal menjadi sebuah titik lokasi berlangsungnya perayaan agama dikarenakan oleh keterbatasan ruang terbuka untuk menampung aktivitas masyarakat. Adanya kajian mengenai persepsi masyarakat dinilai penting mengingat perlunya dukungan masyarakat bagi setiap implementasi kebijakan publik. Tujuan dari studi ini adalah untuk mendalami persepsi masyarakat setempat terhadap adanya kebijakan pengembangan di kawasan sekitar Masjid Agung Semarang sebagai destinasi wisata religi. Pendekatan kuantitatif digunakan dalam studi ini dengan analisis statistik deskriptif dan skoring dan masyarakat sekitar kawasan Masjid Agung Semarang sebagai responden. Teknik sampling menggunakan proportionate stratified-random sampling yang dipadukan dengan pendekatan keruangan yang membagi lokasi penelitian ke dalam 4 (empat) zona berdasarkan radiusnya dari titik lokasi Masjid Agung Semarang. Proposisi pada studi ini berfokus pada 2 (dua) aspek yang menjadi pertimbangan yaitu persepsi masyarakat terkait kebijakan pengembangan dan persepsi masyarakat terkait ketersediaan aspek pendukung pariwisata. Berdasarkan hasil studi, persepsi masyarakat dalam merespon adanya kebijakan pengembangan destinasi wisata religi tergolong positif dan cenderung homogen bila dilihat dari kedua aspek. Indikator dengan skor tertinggi yaitu terkait pentingnya dilakukan promosi kebudayaan guna mendukung kegiatan pengembangan kawasan. Sedangkan indikator dengan skor terendah yaitu terkait adanya perubahan gaya hidup dan peningkatan harga lahan setelah adanya pengembangan kawasan.
CITATION STYLE
Kemalasari, A. S., & Sugiri, A. (2023). Persepsi Masyarakat Dalam Pengembangan Destinasi Wisata Religi Kota Semarang (Kajian Kuantitatif di Kawasan Masjid Besar Kauman). TATALOKA, 25(2), 81–94. https://doi.org/10.14710/tataloka.25.2.81-94
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.