Individu dalam rentang usia 20 hingga 30-an mengalami banyak dinamika emosi yang berasal dari tekanan dari bertambahnya umur. Faktanya, banyak orang dalam tahap kehidupan ini mengalami periode ketidakpastian dan kecemasan di mana mereka mempertanyakan tujuan, rencana, dan bahkan hubungan mereka, yang lebih dikenal sebagai quarter-life crisis. Perlu adanya kemampuan penataan kecemasan atau anxiety management sebagai cara untuk bisa mengelola perasaan-perasaan negatif yang kerap timbul. Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji intensitas penerapan dari metode anxiety management dalam menghadapi quarter-life crisis pada remaja di Sukoharjo. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan metode purposive sampling. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa hanya 35,2% responden yang sudah menerapkan anxiety management dalam jangka waktu tertentu padahal sudah menunjukkan tingkat kecemasan yang berlebih dan sedang berada dalam fase quarter life crisis. Hal ini berarti implementasi anxiety management pada remaja di Sukoharjo masih tergolong kurang optimal. 50% responden merasa kurang cukup mempunyai pengetahuan dan kesadaran mengenai pengelolaan kecemasan yang sedang dialami. Temuan peneliti kemudian menerangkan bahwa indikator ekspektasi orang sekitar, kebingungan dalam menentukan masa depan, dan kecemasan terhadap masa depan menjadi faktor terbesar timbulnya quarter-life crisis pada remaja di Sukoharjo.
CITATION STYLE
Alfiyani, S. (2022). IMPLEMENTASI ANXIETY MANAGEMENT DALAM MENGHADAPI QUARTER LIFE CRISIS PADA REMAJA DI SUKOHARJO. Dharmas Education Journal (DE_Journal), 3(1), 131–144. https://doi.org/10.56667/dejournal.v3i1.660
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.